JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar rampung diperiksa terkait kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan milik Kementerian PUPR oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekira pukul 14.30 WIB. Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mengaku dicecar banyak pertanyaan oleh penyidik KPK dalam pemeriksaan selama lima jam tersebut.
"Banyak, banyak (pertanyaan)," kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu di pelataran Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (29/1/2020).
Cak Imin menjelaskan, ia datang memenuhi panggilan pemeriksaan KPK sebagai saksi. Ia digali keterangannya untuk proses penyidikan tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan milik Kementerian PUPR, Hong Artha John Alfred (HA).
Awalnya, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Muhaimin Iskandar pada Kamis, 30 Januari 2020. Namun, Imin mengaku tidak bisa memenuhi panggilan pemeriksaan KPK besok karena ada kegiatan.
"Mestinya diagendakan besok, tapi karena besok saya ada acara, saya minta maju (pemeriksaannya-red.) Alhamdullilah selesai semuanya sudah, sudah saya berikan penjelasan ya," katanya.
Pemeriksaan terhadap Cak Imin diduga kuat berkaitan dengan permohonan justice collaborator (JC) yang dilayangkan mantan politikus PKB Musa Zainuddin pada Juli 2019. Dalam surat permohonan JC-nya, Musa mengungkap adanya dugaan aliran duit ke petinggi PKB yang tak pernah terungkap di persidangan.
Musa merupakan terpidana dalam kasus ini. Ia dihukum sembilan tahun penjara karena terbukti menerima suap Rp7 miliar untuk meloloskan proyek infrastruktur Kementerian PUPR di Maluku dan Maluku Utara tahun anggaran 2016. Uang itu berasal dari Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama, Abdul Khoir.
Dalam suratnya, Musa mengaku bahwa duit yang ia terima tak dinikmati sendiri. Sebagian besar duit itu, kata dia, diserahkan kepada Sekretaris Fraksi PKB kala itu, Jazilul Fawaid dengan jumlah Rp6 miliar. Musa menyerahkan uang tersebut di kompleks rumah dinas anggota DPR kepada Jazilul.
Setelah menyerahkan uang kepada Jazilul, Musa mengaku langsung menelepon Ketua Fraksi PKB Helmy Faishal Zaini. Ia meminta Helmy menyampaikan pesan ke Muhaimin bahwa uang Rp6 miliar sudah diserahkan lewat Jazilul.