Keterangan Sasa sejalan dengan pengakuan kru kapal lainnya asal India. Binay Kumar Sarkar, yang bekerja di dapur kapal Diamond Princess mengatakan, bahwa kru kapal diberi masker dan sarung tangan untuk mencegah penyebaran penyakit, serta termometer untuk memonitor suhu badan.
Dalam video yang dibagikan melalui akun Facebook miliknya, Binay juga mengatakan bahwa ia dan kru asal India lainnya belum ada yang diperiksa atau dites virus korona.
Pemerintah Jepang sendiri hanya bisa mengetes sekitar 300 sampel per hari. Dengan jumlah total 3.600 orang di atas kapal pesiar tersebut, memeriksa semua orang di sana bukan pilihan yang realistis karena keterbatasan kapasitas.
Sebelumnya, Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI Vensya Sitohang mengaku 78 WNI di kapal pesiar Diamond Princess sudah dinyatakan sehat.
"Untuk WNI 78 di Diamond sudah dinyatakan sehat dan hasilnya negatif. Tentunya mereka sudah selesai masa observasi, sehingga harusnya tak ada lagi perlakuan khusus buat merekanya," kata Vensya di Kantor Staf Presiden, Rabu 12 Februari 2020.
Vensya menambahkan, para WNI itu akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan atau health alert card saat dipulangkan ke Indonesia.
Cairan Penangkal Masuk Angin dan Mi Instan
Untuk memenuhi permintaan para WNI di atas Diamond Princess, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Rabu 12 Februari lalu mengantarkan cairan penangkal dan pereda masuk angin, mi instan, dan Vitamin C.
Barang-barang tersebut diantar ke petugas pelabuhan di Yokohama untuk disampaikan ke para WNI. Akun twitter KBRI Tokyo menyebut, para WNI menyambut kiriman tersebut yang "meskipun tidak cukup banyak, namun cukup menghibur."
Dimulai dari satu penumpang yang terinfeksi virus korona di atas kapal pesiar Diamond Princess, jumlah kasus yang terinfeksi terus bertambah. Beberapa hari kemudian, itu dengan cepat melonjak menjadi puluhan dan sekarang ada 219 kasus virus korona yang terhubung ke Diamond Princess.
Empat puluh empat orang terdiagnosa Kamis 13 Februri, meskipun seluruh kapal telah dalam kondisi dikarantina untuk 14 hari terhitung sejak 4 Februari.
(Arief Setyadi )