MAKASSAR - Sebuah kampung kelelawar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kelelawar yang bersarang di sebuah pohon bambu yang hidup berdampingan dengan warga sekitar, tepatnya di dusun Tombolo, Desa Tompobulu, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Kalelawar di kampung ini, hidup berdampingan dengan warga, meski adanya temuan ilmuan China yang menyebutkan bahwa virus korona diduga disebabkan berasal dari kelelawar. Namun, tampaknya warga tidak merasa khawatir dengan keberadaan kelalawar.
Baca Juga: Cerita Jamaah Umrah yang Terdampar di Bandara Soetta karena Gagal Berangkat

Seorang warga Dusun Tombolo, Daeng Sirua mengatakan, sudah lima tahun warga di kampungnya hidup berdampingan dengan kelelawar.
"Kalau menurut cerita warga awalnya kelelawar cuma satu ekor. Namun semakin hari, kelelawar bertambah banyak jumlahnya dan memilih bersarang di pohon bambu," kata Daeng Sirua kepada Okezone, Kamis (27/2/2020).
Dia menjelaskan, kelelawar tidak pernah mengganggu aktivitas warga di kampung ini, dan warga di dalam perkampungan juga melarang orang dari luar kampung datang mengganggu kehidupan kelelawar.
"Kami warga yakin kelelawar ini menjaga kampung karena ada kepercayaan tersendiri bagi warga," lanjut Daeng Sirua.
Menurut dia, warga di sini sengaja membiarkan kelelawar hidup dan berkembang biak di pohon bambu. Sementara warga tak khawatir dengan kabar yang menyebutkan bahwa virus korona (Covid-19) diduga berasal dari kelelawar.
"Kami tidak merasa takut. Tetap aman dan damai hidup berdampingan dengan kelelawar dan tidak merusak dan mengganggu tanaman buah-buahan warga," jelas Daeng Sirua.
Selama ini, kata dia, semua warga di Dusun Tombolo, menjalani kehidupan hari-hari dengan baik-baik, tanpa ada kekhawatiran dengan kehadiran kelelawar.
Padahal hampir sepanjang jalan utama di dusun tersebut, dihuni ratusan kelelawar yang bergelantungan pohon bambu, tepat di halaman rumah warga.
Baca Juga: Begini Upaya Pemerintah Lobi Kerajaan Arab Saudi soal Penghentian Sementara Umrah
Sebaliknya, warga malah bersyukur dengan keberadaan kelelawar tersebut. Selain daya tarik wisata juga sebagai tujuan penelitian banyak orang.
Sebelumnya juga ramai diberitakan, terdapat perkampungan kelelawar, yang hidup berdampingan dengan warga, yaitu di Desa Je’ne Taesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
(Fiddy Anggriawan )