KUPANG - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) segera menutup Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia-Timor Leste, untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya virus korona atau Covid-19 dari negara tetangga yang berbatasan daratan tersebut.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Pemprov NTT, Marius Ardu Jelamu mengatakan, kebijakan penutupan PLBN itu akan diputuskan bersama sejumlah instansi terkait demi mengantisipasi kemungkinan masuknya virus korona dari negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Rencana penutupan tersebut, kata Marius sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah menjaga dan melindungi masyarakatnya dari kemungkinan terpapar virus tersebut. "Ya ini tanggung pemerintah kepada masyarakatnya," katanya.
Meskipun akan ditutup dalam kurun waktu tertentu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berharap masyarakat tak menjadi panik. Ini hanya sebuah langkah antisipatif dalam konteks pencegahan.
"Jadi Bapak Gubernur berharap agar maayarakat tidak panik. Tetapi harus tetap waspada terhadap serangan virus ini," kata Marius.
Terhadap kebijakan (penutupan) itu, Gubernur NTT akan menggelar rapat bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) yang terdiri dari Kapolda, Danrem, pengelola perbatasan, Bea Cukai, Imigrasi serta para bupati perbatasan.
Kepala Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Linus Lusi terpisah mengatakan akan menutup pintu perbatasan negara RI-Timor Leste dalam waktu tertentu. Ada terdapat 3 pintu lintas batas masing-masing PLBN Mota'ain di Kabupaten Belu, PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka serta PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Dia mengatakan untuk pelaksanaan kebijakan penutupan PLBN tersebut, pemerintah akan lalukan rapat koordinasi dengan unsur kepabenaan, para bupati di daratan Pulau Timor, Pengelola PLBN, Forkompimda serta BNPP.
Rapat koordinasi yang akan digelar Senin 16 Maret 2020 itu untuk mendalami bersama dan perintah Gubernur NTT menyikapi dan mengantisipasi arus manusia dan barang di 3 PLBN dalam kurun waktu tertentu. "Rapat akan kita gelar Senin mendatang," kata Linus Lusi.
(Salman Mardira)