MANADO - Hingga saat ini RSUP Prof Kandouw merawat 5 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ditambah dengan 1 pasien negatif yang sebelumnya terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19).
Satu PDP merupakan orang yang punya kontak erat risiko tinggi dengan pasien yang terkonfirmasi. Total sekarang ada 5 PDP, 4 di antaranya tidak berhubungan dengan pasien yang terkonfirmasi dan 1 yang terhubung dengan yang terkonfirmasi.
"Satu orang itu adalah istri dari terkonfirmasi tersebut karena sejak dia dirawat di dalam ruang isolasi dia sudah jadi kontak erat resiko tinggi, karena dia tidak meningalkan suaminya, dia harus merawat, jadi otomatis dia jadi kontak erat resiko tinggi," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Steaven Dandel, Kamis (19/3/2020).
Sampai saat ini hasil laboratorium yang ke 3 dari pasien terkonfirmasi atau kasus 58 belum keluar dikarenakan banyak kiriman spesimen untuk diperiksa. Begitu juga dengan 5 PDP.
"Kita berharap hasilnya cepat keluar agar supaya tim medis yan ada di RSUP Prof Kandouw sudah tahu akan bertindak seperti apa untuk pasien ini," kata Dandel.

Baca Juga: Masjid Agung Semarang Tetap Gelar Salat Jumat dengan Protokol Ketat
Sedangkan untuk kontak erat risiko tinggi sudah berjumlah 49 orang. Mereka semua merupakan orang-orang yang berada kurang lebih jarak 1 meter dari pasien kasus 58.
"Hasil labnya juga sedang kami tunggu karena kalau ikut kronologi, mereka sudah bebas dari pengawasan itu ada sebagian sudah besok dan ada yang minggu depan, tapi karena belum ada hasilnya kami tetap pantau, karantinanya tetap dilakukan di rumah masing-masing," lanjut Dandel.
Lebih lanjut Dandel mengatakan bahwa kegiatan penanggulangan Covid-19 tetap berjalan intens dan running terus selama 1x24 jam untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat Sulawesi Utara.
"Data-data yang perlu di-follow up oleh teman-teman di kabupaten kota kami sediakan supaya tidak saling bergantung, apa yang menjadi kewajiban kami, kami sediakan supaya mereka siap mem-follow up dimana orang-orang dalam pemantauan atau pelaku-pelaku perjalanan dari negara atau daerah terjangkit bisa dipantau, tidak ada yang lolos," pungkas Dandel.
(Edi Hidayat)