MADRID - Spanyol kembali mencatat angka kematian akibat virus corona (COVID-19) tertinggi dalam sehari setelah melaporkan 864 korban meninggal dunia pada Rabu (1/4/2020).
Negara itu berada di peringkat kedua, di belakang Italia, dalam angka kematian akibat pandemi dengan 9.053 korban tewas. Jumlah total kematian akibat penyakit yang menyebabkan gangguan pernafasan itu di seluruh Eropa saat ini telah melampaui 30.000.
Italia hingga Rabu telah mencatat 105.792 kasus yang dikonfirmasi dan 13.155 kematian, sementara angka kematian di Prancis telah melampaui 4.000.
Kasus yang dikonfirmasi di Spanyol saat ini telah melampaui 102.136, tetapi angka menunjukkan tingkat infeksi terus menurun, demikian diwartakan BBC, Kamis (2/4/2020).
Jumlah kematian di Spanyol pada Rabu sedikit lebih tinggi dari 849 yang diumumkan sehari sebelumnya. Negara itu kini menyaksikan lebih dari 800 kematian selama lima hari berturut-turut.
Meski begitu, para pejabat kesehatan percaya bahwa peningkatan 12% kasus harian terbaru adalah bukti bahwa angka infeksi virus itu telah stabil.
Spanyol telah ditempatkan di bawah penguncian (lockdown) selama lebih dari dua pekan, dengan pembatasan lebih lanjut pada gerakan orang yang diterapkan dua hari lalu. Tetapi layanan kesehatan di daerah yang paling parah, termasuk Madrid dan Catalonia, masih berjuang dengan berbagai masalah terutama kekurangan peralatan medis.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pandemi adalah tantangan terbesar di dunia sejak Perang Dunia Kedua.
Peringatan itu datang di tengah prediksi mengerikan tentang kemungkinan dampak ekonomi dari langkah-langkah yang diberlakukan untuk memerangi virus. Sebuah laporan PBB memperkirakan bahwa hingga 25 juta pekerjaan bisa hilang di seluruh dunia sebagai akibat dari wabah tersebut.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat (AS), jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi secara global sekarang lebih dari 870.000, dengan lebih dari 43.000 kematian.
(Rahman Asmardika)