Pada hari-hari awal pemberontakan Libya, Jibril melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri untuk menggalang dukungan dari Eropa dan AS.
Dia adalah pemimpin sementara Librya sampai negara itu mengadakan pemilihan bebas pertama pada tahun 2012.
Jibril maju mencalonkan menjadi perdana menteri dalam pemilihan dan partainya memenangkan pemilihan tetapi gagal meraih mayoritas di parlemen, yang memilih kandidat lain untuk menjadi perdana menteri.
Di tengah kekacauan dan kekerasan yang meletus di tahun-tahun berikutnya, Jibril meninggalkan Libya untuk tinggal di luar negeri.
Sebelum kematian Jibril, pemerintah Libya telah mengkonfirmasi 18 kasus virus corona di negara itu dan satu kematian.
(Rachmat Fahzry)