Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Strategi Unik Lawan Covid-19, Islandia Gratiskan Tes untuk Semua Penduduknya

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 10 April 2020 |08:32 WIB
Strategi Unik Lawan Covid-19, Islandia Gratiskan Tes untuk Semua Penduduknya
Foto: Okezone.
A
A
A

REYKJAVIK - Islandia, sebuah negara yang letaknya berdekatan dengan Kutub Utara, melakukan langkah-langkah unik dalam upaya melawan virus corona (COVID-19).

Di saat angka kematian di dunia terus meningkat, Islandia berhasil menahan laju penyebaran virus corona di negaranya, dengan laporan empat kematian dan sekira 1.500 kasus.

Saat ini Islandia belum menerapkan kebijakan ketat tinggal di rumah atau karantina, meski telah melarang perkumpulan lebih dari 20 orang. Banyak toko dan bisnis masih berjalan, dan sekolah belum semua diliburkan.

“Ini buah sukses dari strategi unik di dunia, sepanjang pengetahuan saya,” kata ahli epidemologi Islandia Kristjana Asbjornsdottir, kepada BBC Mundo.

Awal mula strategi Islandia ini adalah mengikuti rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak virus mulai menyebar: ‘tes, tes dan lebih banyak tes’.

Namun berbeda dengan negara lain, yang dites bukan hanya orang dalam pengawasan atau pasien dan orang-orang yang berisiko terinfeksi. Islandia menawarkan tes virus corona gratis kepada semua warga yang bersedia.

“Strategi utama di Islandia didasarkan pada tes yang luas. Tidak hanya pada orang yang berisiko tinggi, tapi semua penduduk,” kata Jóhanna Jakobsdóttir, profesor biostatistics di Center for Science Sciences yang juga anggota tim tanggap Covid-19 Islandia.

Namun tes massal ini bukan satu-satunya, mereka juga melakukan langkah inovatif untuk mengetahui lokasi dan mengisolasi orang yang terinfeksi.

Visi baru 

Ketika Islandia mendeteksi kasus Covid-19 pertama mereka pada akhir Februari, berminggu-minggu sebelumnya negara itu telah melakukan tes terhadap turis dan orang yang pulang dari perjalanan luar negeri.

Menurut ahli pendekatan “kewaspadaan” untuk menyerang penyakit sebelum muncul merupakan langkah penentu.

"Tampaknya kami satu-satunya negara yang melakukan tes jauh sebelum kasus pertama muncul," kata Kari Stefansson, direktur DeCode Genetics, perusahaan bioteknologi yang menyelenggarakan tes massal itu.

Pihak berwenang juga meminta orang yang baru masuk ke Islandia untuk melapor ke rumah sakit, sekalipun tidak menunjukkan gejala apapun.

Pada pertengahan Maret ketika kasus meningkat, DeCode Genetics memutuskan untuk mengetes bukan hanya mereka yang berpotensi terpapar, tapi kepada siapapun yang bersedia untuk dites.

"Kami lakukan ini karena sadar akan pentingnya kecepatan penyebaran virus di masyarakat dan kemudian merancang metode menghentikan penyebarannya," kata Stefansson.

Awalnya, dilakukan pengambilan sampel secara sukarela. Namun sejak pekan lalu, perusahaan ini menelepon penduduk secara acak dan meminta mereka datang untuk tes di cabang terdekat perusahaan tersebut.

Ini dimungkinkan karena penduduk Islandia jumlahnya hanya sekitar 360.000 orang. Namun para ahli percaya pendekatan semacam ini berguna juga bagi negara dengan jumlah penduduk lebih besar.

"Jumlah penduduk Islandia sangat kecil, tapi menurut saya hasil dari pendekatan ini bisa menjawab banyak pertanyaan ilmiah seputar dampak dari virus ini," kata Asbjornsdottir.

Strategi lain

Menurut Jakobsdóttir, tes massal merupakan dasar dari strategi Islandia dan langkah politik yang mengiringi upaya menahan penyebaran virus.

Dia mengatakan bahwa saat ditemukan kasus, pihak berwenang melanjutkan dengan mengawasi dengan teliti dengan siapa saja pasien melakukan kontak. Kemudian mereka akan dikarantina apapun kondisi kesehatan mereka.

"Saat ini, sekira 50% kasus baru terjadi pada orang yang telah dikarantina,” katanya.

Langkah lain adalah upaya pemerintah melindungi kelompok rentan dari paparan virus.

"Rumah jompo dan rumah sakit ditutup dari pengunjung sejak ditemukannya kasus pertama. Maka Islandia bisa melindungi orang berisiko tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," katanya.

Menurut statistik pemerintah, di Islandia hanya ada 20 tempat tidur untuk perawatan intensif dengan respirator. Maka penting bagi mereka untuk menghindari peningkatan pasien Covid-19 yang butuh perawatan intensif.

Untuk mendeteksi infeksi baru, pihak berwenang menggunakan strategi “kepolisian” yang sudah diterapkan di negara seperti Singapura, yaitu dengan menggunakan detektif dan penyelidik untuk memperkirakan lokasi munculnya kasus baru.

"Ini unsur penting lain: pihak berwenang sangat efektif dalam melacak potensi kasus dan mendorong setiap orang yang pernah kontak dengan pasien untuk mengkarantina diri, bahkan sebelum muncul gejala," kata Asbjornsdottir.

Stefansson setuju bahwa strategi ini penting mengingat hampir separuh kasus yang dites positif tidak menunjukkan gejala apapun saat tes dilakukan (dan infeksi berkembang belakangan).

"Mengetes masyarakat umum yang asimptomatik memberi gambaran akurat penyebaran virus ini dan bagaimana perpindahannya,” katanya.

Selama berminggu-minggu, pihak berwenang di beberapa negara mengingatkan pentingnya peran pasien asimptomatik dalam penularan Covid-19, dan penyebaran virus telah terjadi sebelum gejala awal muncul.

Pentingnya tes 

Hingga Senin (6/4/2020), Islandia telah melakukan tes kepada 6% dari penduduknya. Ini merupakan angka tes tertinggi menurut data WHO.

Sebagai perbandingan, hingga Jumat (3/4/2020), Amerika Serikat (AS) baru mengetes 0,4% penduduknya, dan kebanyakan dari mereka sudah memperlihatkan gejala.

Perbandingan lain adalah Korea Selatan, negara yang sudah melakukan banyak sekali tes (sekitar hampir setengah juta penduduk). Hingga Senin (06/04), mengetes 0,7% penduduk dan terus melakukannya kepada pasien dan orang yang dicurigai terpapar.

"Dengan melakukan tes berskala besar seperti di Islandia, kita bisa mendapat gambaran lebih baik dari status infeksi secara keseluruhan dan seberapa jauh penyebaran virus ini di masyarakat," kata Asbjornsdottir.

Stefansson setuju bahwa pemahaman status penyebaran virus, maka akan lebih mudah mendapat data yang andal dalam kasus kematian.

"Data yang kami punya soal dampak virus corona di dunia tidak andal karena tak satupun yang punya ukuran sesungguhnya dampak virus ini kepada populasi umum, mengingat hanya kasus dengan gejala serius yang dites," katanya.

"Sejauh ini, satu-satunya negara di dunia yang bisa menawarkan angka tingkat kematian akibat virus corona adalah Islandia," katanya.

Sekuens virus 

Satu langkah lagi di Islandia adalah penyusunan sekuens virus ini sesudah pasien dinyatakan positif Covid-19.

“Ini memperlihatkan bahwa sejak virus corona menyebar luas, virus ini telah menjalani sejumlah mutasi, sekalipun tingkat mutasinya lebih rendah ketimbang virus lain semisal virus influenza,” katanya.

Stefanson, yang juga profesor di Harvard University, mengatakan bahwa kajian terhadap variasi sekuens genetis virus ini bisa dipakai untuk melacak asal-usul penyebaran virus pada kasus-kasus individu.

"Ini menolong dalam melacak infeksi, ketika kita ingin tahu bagaimana penyebaran virus itu di masyarakat. Kita bisa tahu satu orang terinfeksi oleh pasien yang mana dengan cara melihat sekuens virus itu dan meletakkannya dalam konteks mutasi mereka," paparnya.

Menurut Stefanson, hingga kini laboratoriumnya telah mendeteksi mutasi spesifik dari virus yang datang dari negara lain seperti Austria, Italia, Inggris, atau pantai barat Amerika Serikat.

Dalam hal ini, katanya, ia masih berupaya menjawab pertanyaan mengapa beberapa mutasi menjadi lebih agresif, dan mematikan, ketimbang mutasi lainnya.

Pelajaran dari Islandia 

Jakobsdóttir percaya bahwa sesudah tiga minggu tes yang intensif, komunitas ilmuwan di Islandi optimis strategi mereka – setidaknya sejauh ini – berhasil.

"Hingga 23 Maret, jumlah kasus tampaknya tumbuh secara eksponensial. Namun kita lihat bahwa ini menyimpang dari jalurnya dan peningkatan semakin linear," katanya.

Bagaimana ia percaya butuh waktu agar jumlah infeksi menurun. Ia percaya data yang ada memperlihatkan Islandia dalam jalur yang tepat tanpa harus menerapkan kebijakan yang terlampau ketat.

“Strategi yang diterapkan di Islandia didorong oleh kajian ilmiah. Politisi menggunakan energi mereka untuk merancang dan menerapkan kebijakan ekonomi dan sosial guna mengantisiasi dampak tak terelakkan dari pandemi ini”.

“Pesan terpenting dari strategi Islandia ini adalah: keputusan harus dibuat berdasarkan ilmu pengetahuan”.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement