D mengungkapkan awal mula ia terkejut dan tak percaya saat dinyatakan positif corona.
“Perasaan saya panik aja, syok gitu masak, enggak percaya aja. Saya tanpa gejala, saya merasa sehat-sehat aja dan ternyata dinyatakan positif,” ucapnya.
Setelah menerima kabar dari puskesmas tersebut lanjut D, ia menghubungi kakak kandungnya. Ia menceritakan kepada kakaknya perihal kabar mengejutkan tersebut.
“Saya telepon keluarga pertama kali yang saya hubungi kakak saya. Kakak saya langsung syok,” katanya.
Namun di balik rasa terkejutnya sang kakak, ia tetap diminta kakaknya untuk terus bersemangat melawan penyakit yang belum ada obatnya.
“Kakak saya bilang semangat, semua penyakit itu pasti ada sembuh dan semua penyakit itu ada obatnya gitu. Kamu pasti bisa sembuh, kata-kata itu yang bikin saya semangat dan saya langsung berpikir positif gitu,” kisahnya menirukan ucapan sang kakaknya.
Dari sanalah ia mengaku mulai termotivasi supaya bisa sembuh dan pulih dari status positif corona.
“Karena kesembuhan itu, menurut saya, tergantung dari gimana cara berpikir kita. Maka dari itu berpikirlah positif. Bahwa saya bisa sembuh,” ucapnya.
Ia pun mengisahkan bagaimana dirinya berjuang selama 15 hari di rumah sakit untuk bisa kembali pulih dan dinyatakan sembuh dari corona. Saat berada di rumah sakit ia mengisahkan tak menggunakan alat medis apapun karena merupakan bagian orang tanpa gejala (OTG).
“Saya cuma dikasih vitamin C sama vitamin B. Enggak ada (perlakuan khusus dan penggunaan alat medis), karena saya enggak ada gejala,” kisahnya.