Bantuan
Tiga minggu yang lalu, pemerintah Lebanon berjanji memberikan bantuan sebesar USD130 (sekira Rp2 juta) kepada 187.500 keluarga yang paling membutuhkan.
Belum ada bantuan yang dicairkan. Pemerintah menyalahkan politik.
Sekitar 150.000 keluarga yang memenuhi syarat seharusnya mendapatkan bantuan tunai, karena nama mereka terdaftar di Program Penargetan Kemiskinan Nasional, sebuah program yang berafiliasi dengan Bank Dunia untuk membantu yang warga paling miskin di Lebanon.
Namun Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan pada Kamis pekan lalu, bahwa basis data para penerima, dipilih berdasarkan afiliasi dan kesetiaan kepada partai politik, daripada kebutuhan sebenarnya.
Akibatnya, sekitar 100.000 keluarga tidak akan menerima dana tunai.
Al Jazeera melaporkan, mengalihkan dana negara untuk membeli suara merupakan hal yang biasa di Lebanon, dan negara itu selalu menempati peringkat di antara negara-negara paling korup di dunia.