CITRA satelit menunjukkan bahwa sekira 200 rumah dan bangunan lain dihancurkan oleh api dalam beberapa pekan terakhir di sebuah desa etnis Rakhine di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Human Rights Watch (HRW) yang melaporkan penemuan itu mengatakan bahwa itu adalah kejadian terbaru dalam serangkaian kebrutalan yang diduga dilakukan oleh tentara Myanmar terhadap warga sipil dari latar belakang etnis yang berbeda.
"Pembakaran Desa Let Kar memiliki semua ciri pembakaran militer Myanmar di desa Rohingya dalam beberapa tahun terakhir," kata Wakil Direktur Asia HRW, Phil Robertson dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/5/2020).
"Investigasi yang kredibel dan tidak memihak sangat diperlukan untuk mencari tahu apa yang terjadi, menghukum mereka yang bertanggung jawab, dan memberikan kompensasi kepada warga desa yang dirugikan."
Awal bulan ini, militer Myanmar juga dipaksa untuk mengakui bahwa pasukannya menganiaya tahanan etnis Rakhine, setelah sebuah video tentara memukuli tahanan yang ditutup matanya yang tersebar di media sosial.
Angkatan bersenjata Myanmar telah berperang melawan Tentara Arakan (AA), kelompok pemberontak yang mencari otonomi lebih besar untuk wilayah barat, di Negara Bagian Rakhine, selama lebih dari setahun. Bentrokan di Rakhine dan negara bagian tetangga Chin telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.
HRW mengatakan, citra satelit dari Desa Let Kar juga memiliki kemiripan yang dekat dengan pola kebakaran dan serangan pembakaran yang meluas oleh militer Myanmar di desa-desa etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine pada 2012, 2016, dan 2017.
Menurut keterangan HRW yang dilansir Al Jazeera, citra satelit pada 16 Mei 2020, pukul 10.30 pagi tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan di Let Kar. Tetapi pada pukul 14:12, sebuah satelit lingkungan mendeteksi kebakaran besar yang terjadi di sana.
Follow Berita Okezone di Google News