STOCKHOLM - Pihak berwenang Swedia telah menutup penyelidikan mereka yang telah berlangsung selama 34 tahun terhadap pembunuhan Perdana Menteri Olof Palme yang sampai saat ini belum terpecahkan. Otoritas Swedia menyebut seorang desainer grafis sebuah perusahaan asuransi sebagai pelaku potensial pembunuh Palme, tetapi mengatakan tidak dapat menuntutnya karena yang bersangkutan sudah meninggal.
"Kami tidak bisa menghindari kesimpulan bahwa satu orang sebagai pelaku: ia adalah Stig Engström," kata Kepala Jaksa Penuntut, Krister Petersson dalam konferensi pers di Stockholm pada Rabu (10/6/2020).
"Karena orang itu sudah mati, saya tidak dapat mengajukan tuntutan terhadapnya dan telah memutuskan untuk menutup penyelidikan," tambah pria yang mengambil alih salah satu kasus tak terpecahkan paling terkenal di dunia itu pada 2017,
Palme, 59, ditembak dari belakang, dalam jarak dekat, pada 28 Februari 1986, pukul 11.21 siang saat dia sedang berjalan pulang dari sebuah bioskop di Stockholm bersama istrinya Lisbet. Pelaku kemudian menghilang ke sisi jalanan, memicu perburuan besar-besaran yang gagal dan penyelidikan yang telah mencengkeram Swedia selama tiga dekade.
Dikenal oleh media Swedia sebagai "orang Skandia" karena dia bekerja lembur di gedung perusahaan dekat tempat kejadian pada malam pembunuhan, Engström diinterogasi beberapa kali oleh polisi pada saat itu, tetapi dikesampingkan sebagai tersangka.
Senjata pembunuhan tidak ditemukan dan tidak ada bukti forensik baru yang ditemukan, tetapi jaksa yang memeriksa pernyataan Engstrom kepada polisi menyimpulkan bahwa versinya tentang peristiwa itu tidak sesuai.
"Engström sudah meninggal," kata Petersson. “Karena itu saya tidak dapat memulai proses atau bahkan mewawancarainya. Itu sebabnya saya memutuskan untuk menghentikan penyelidikan," kata Petersson. Dia mengatakan, bagaimanapun, dia "yakin" tentang kesimpulannya mengenai pelaku pembunuhan Palme.