LEBAK – Sungguh miris melihat keadaan Nenek Sawanah (55), warga Kampung Sukasari, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak. Rumah tinggalnya yang sudah reyot sungguh memprihatikan.
Bagian atap yang seharusnya bisa melindungi tubuh rentanya dari terik panas matahari maupun hujan justru berjatuhan sehingga tidak ada pelindung. Genting dan material rumah di bagian atas yang tersisa di beberapa bagian bisa jatuh kapan saja dan mengenai tubuhnya yang kian rapuh dimakan usia.
Ia tinggal sendirian sementara kedua anaknya merantau, satu orang di Bandung dan satu orang lagi di Kalimantan. Untuk makan sehari-hari ia hanya mengandalkan belas kasih dari keluarga dan tetangga.
“Emak ini ‘istimewa’ tapi masih normal, masih bisa diajak komunikasi dengan baik, kasihan melihat kondisinya. Seringkali kalau lapar dia malam hari mengetuk pintu rumah tetangganya, “ ungkap Delima Humairo adalah penggiat sosial dari komunitas ‘Respect Peduli Lebak’ yang mengunjungi kediaman Emak Sawanah.

Selain terpaksa tinggal sendirian di rumah tidak layak huni (RTLH) atau tepatnya rumah reyot, ia juga belum mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diperuntukkan pemerintah bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Alasannya, karena tidak punya data kependudukan EKTP padahal Emak Sawanah mengaku sangat ingin mendapatkan seperti tetangganya yang lain.
"Meunang-meunang beas, emak mah hayang (dapat-dapat beras juga gak apa-apa, Emak mau). Saya tanya kenapa tidak dapat BLT, karena tidak punya E-KTP. Saya kemudian berkoordinasi dengan RT setempat dan segera mendaftarkan KK-nya, untuk E-KTP menyusul supaya bisa dapat bantuan,” tutur Delima.
Abu Tholib, Sekretaris Desa Sukatani mengaku sebenarnya telah meminta RT setempat untuk mendata warga yang tidak memiliki memiliki E-KTP seperti Emak Sawanah, namun Emak Sawanah selama ini selalu menolak.
“Akhirnya tadi pagi sudah kami bawa ke kantor kecamatan untuk rekam E-KTP, sebelumnya pernah juga kita minta tapi di ngamuk. Kalau gak ada E-KTP input onlinenya kan mental itu sebabnya dia belum bisa dapat BLT. Tadi kami sudah rapat di desa agar Emak Sawanah bisa dapat BLT dan rencananya juga akan membuat keropak untuk nambah-nambah bantuan,” kata Sekdes Tholib meyakinkan.
Dalam kesempatan terpisah, Camat Wanassalam, Cece Saputra langsung memerintahkan kepada jajaran RT dan desa untuk menanganani masalah Emak Sawanah yang beberapa hari terakhir ramai di sosial media. Camat Cece memastikan bahwa Emak Sawanah akan mendapatkan haknya untuk menerima BLT seperti 425 KK lainnya di Desa Sukatani sebesar Rp 1,8 jt yang akan diberikan dalam 3 tahap.
“Menurut laporan yang saya terima, Emak Sawanah ini memang kondisinya kurang sehat secara kejiwaan, suka maledog (melempar) dan sudah dipaksa untuk membuat E-KTP tapi tidak mau. Memang kendalanya masih banyak warga yang menolak urus E-KTP padahal kami sudah sosialisasi terus. Setelah rekam E-KTP, BLTnya bisa segera diproses,” tegasnya
Sedangkan rumah Emak Sawanah yang tidak layak huni, lanjut Camat Cece akan direnovasi secepatnya. “Saya akan turun langsung bersama kepolisian, koramil dan saya juga sudah berkoordinasi dengan TKSK (Tenaga Kesejateraan Sosial Kecamatan) untuk bergotong-royong memperbaiki rumah Nenek Sawanah,” tutupnya.
(Fetra Hariandja)