BANTUL – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul untuk menggelar rapid test massal dengan menyasar pedagang di pasar tradisional untuk tahap kedua tidak bisa berjalan mulus. Sejumlah pedagang memilih pulang lebih cepat, lantaran takut harus menjalani isolasi bila hasilnya reaktif virus corona atau Covid-19.
Rapid test tahap kedua ini, akan dilaksanakan dengan menyasar 8.582 pedagang di 44 pasar tradisional. Kegiatan ini menyasar pedagang Pasar Jodog, Pasar Surobayan, Pasar Pundong, Pasar Piyungan dan Pasar Sungapan dan pasar sore Janten.
Rapid test tersebut merupakan upaya deteksi dini pencegahan Covid-19. Namun, sejumlah pedagang memilih pulang lebih awal.
“Banyak pedagang pilih tutup lebih awal, takut menjadi sampel rapid test,” kata Kasi Sarana dan Prasarana, Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Haryana, Saat memantau pelaksanaan rapid test kepada pedagang pasar di pasar Jodog, Senin (6/7/2020).
Di Pasar Jodog, ra[pid test ini rencananya menyasar 141 pedagang. Namun sampai dengan tengah hari baru sekitar 100 pedagang yang menjalani rapid test. Selebihnya tidak datang tanpa ada kejelasan.
“Saat diberikan undangan mereka sudah pada ketakutan,” katanya.
Baca Juga : Viral Warga Palembang Tangkap Tuyul Dimasukkan ke Dalam Botol
Baca Juga : Update Kasus Corona di Jatim, 14.321 Positif 1.053 Meninggal Dunia
Sementara Koordinator Lapangan (Korlap) rapid test Covid-19 pasar Jodog, Sri Sudewi mengatakan sejumlah pedagang takut dengan stigma negatif jika nanti hasilnya reaktif. Apalagi mereka harus menjalani karantina agar tidak menularkan.
“Dari sekitar 100 pedagang, semua hasilnya negatif,” kata dia.
Sebelum pelaksanaan rapid test, panitia telah membagikan undangan kepada pedagang. Namun mereka yang mendapatkan malah pada ketakutan dan memilih pulang lebih awal pada hari H pelaksanaan.
“Kesadaran pedagang masih perlu ditingkatkan, ini menjadi PR bagi kami,” katanya.
(Angkasa Yudhistira)