Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Efek Pandemi Corona, Pria Ini Gadai KJP Demi Dapur Ngebul

Agregasi Sindonews.com , Jurnalis-Rabu, 15 Juli 2020 |20:06 WIB
 Efek Pandemi Corona, Pria Ini Gadai KJP Demi Dapur <i>Ngebul</i>
Foto Ilustrasi Okezone
A
A
A

JAKARTA - Efek pandemik Covid-19 yang melanda Indonesia membuat keuangan Sutrisno terganggu. Ia pun terpaksa mengadaikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) anaknya Mei 2020, lantaran menghidupi keluarga.

Meski demikian, Sutrisno mengakui gadai sendiri tanpa bunga dan murni dari kebaikan pemilik toko seragam. Tanpa belas kasihnya, Sutrisno yakin keluarga kecilnya akan kelaparan.

“Saya sudah dari April 2020 dipecat. Selama itu saya kerja serabutan sebagai kuli panggul dengan gaji Rp60 ribu per hari,” kata Sutrisno didampingi istrinya, Enur, ditemui di rumahnya, Jalan Kayu Besar, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (15/7/2020).

Sebelumnya, telatnya pencairan uang Kartu Jakarta Pintar (KJP) membuat 219 orang tua murid di Kalideres, Jakarta Barat menggadaikan KJP anaknya ke salah satu toko peralatan sekolah.

 

Sutrisno tak menyadari kesalahan itu membuat anaknya terancam di cabut KJP-nya. Ia mengaku tak bisa berbuat banyak di tengah kondisi pandemik, ekonomi keluarganya kemudian menjadi porak poranda.

Jauh sebelum dirinya mengadaikan KJP di pertengahan Mei 2020. Sutrisno mengaku sempat menggadaikan sepeda motornya di pusat gadai. Namun, karena motornya sangat dibutuhkan ia kembali menebusnya.

Kondisi ekonominya kemudian kian tak jelas setelah keluarga kembali terganggu. Tanpa pemasukan stabil, ia pun terpaksa menggadaikan smartphone dan kembali ditebus seminggu kemudian.

“Kan sekarang sekolah online, apalagi waktu itu lagi ujian. Jadi mau tak mau saya tebus,” ucapnya.

Smartphone sendiri di rasa sangat perlu untuk membantu ujian dua anaknya. Bahkan dalam penggunaan smartphone keduanya anaknya tak jarang berebut untuk menggunakan.

“Itu juga kouta saya harus utang,” keluhnya.

Karena tak ada pilihan lain, Sutrisno kemudian menggadaikan KJP ke toko seragam di Pasar Menceng, Kalideres, Jakarta Barat sebesar Rp 500 ribu. Uang itu ia gunakan untuk membeli lauk pauk dan kebutuhan selama beberapa minggu.

Meski mengakui mendapatkan bantuan sosial. Namun Sutrisno mengakui bantuan itu tak cukup menambah kebutuhannya. Penghasilan yang serabutan dengan penghasilan tak tentu membuat dirinya terpaksa menggadaikan.

“Sebenarnya enggak mau, tapi mau gimana. Saya tak punya pilihan dalam kondisi pandemik,” ucapnya sembari menjelaskan KJP yang digadai milik anak keduanya yang bersekolah di kelas 2.

Hingga berita ditulis, Sutrisno mengharapkan KJP anaknya yang bersekolah di salah satu SD di Tegal Alur, Jakarta Barat itu dikembalikan kepada dirinya dan tak dicabut. Ia pun mengaku bersalah dan berjanji tak mengulangi.

“Padahal tiga minggu lalu saya mau tebus, tapi kata pemilik toko di rampok,” tutupnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement