Digubuk inilah, nenek Daimah yang tidak memiliki anak dan cucu ini tinggal bersebelahan dengan kandang ayam miliknya.
Nenek Daimah mengaku terpaksa tinggal di gubuk ini karena sejak suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu ia sudah tidak mampu mengontrak rumah lagi.
“Jangankan mengontrak, untuk makan sehari-hari saja sering kurang,” tuturnya. Sehari-hari untuk bisa makan, ia hanya bisa bekerja sebagai buruh cuci atau jasa pijat tradisional.
Meski hidup miskin, tidak sedikit bantuan datang dari tetangganya menwarkan untuk tinggal bersama mereka. Namun, ia selalu menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan orang lain, dan ia tetap memilih hidup di gubuk reot.
Sedangkan tanah tempat gubuk ini didirikan adalah milik warga setempat yang dipinjamkan secara cuma-Cuma. Dengan penuh harapan, nenek Daimah mendapat perhatian dari pemerintah untuk lebih peduli terhadap warga miskin.
(Amril Amarullah (Okezone))