Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Oktober 1965 Jasad Pahlawan Revolusi Dievakuasi, Ini Cerita Penggali Sumur soal Kondisi Jenazah

Harits Tryan Akhmad , Jurnalis-Minggu, 04 Oktober 2020 |11:32 WIB
4 Oktober 1965 Jasad Pahlawan Revolusi Dievakuasi, Ini Cerita Penggali Sumur soal Kondisi Jenazah
ilustrasi: okezone
A
A
A

JAKARTA - Salah satu penggali sumur, Asmawi menceritakan saat dirinya melihat jenazah tujuh Pahlawan Revolusi yang dibuang di Lubang Buaya oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). saat G30S/PKI.

(Baca juga: Kisah Pilu Bang Pane, Penggali Jasad Pahlawan Revolusi yang Meninggal karena Stres)

Kata Asmawi, jenazah diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965 atau tepat 55 tahun silam. Kemudian beberapa diantaranya terlihat kotor dan terdapat bercak darah.

“Saya lihat jenazah diangkat dari dalam sumur. Masih pake baju (jenazah), cuma keliatan kena darah ada keliatan juga. Masih lengkap badannya,” kata Asmawi sebagaimana dikutip Okezone dari YouTube Kurator Museum.

(Baca juga: Titah Soeharto ke Sarwo Edhie: Rebut Pangkalan Udara Halim dan RRI)

Asmawi melanjutkan, prosesi pengangkatan jenazah itu dimulai dari jam 09.00 pagi hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Untuk turun ke dalam sumur sedalam 11-12 meter pun itu para tentara harus memakai tangga.

“(Jenazah) Diangkat dari sumur langsung masuk ke mobil. Disini masih tetap kotor dan langsung dibawa,” ucap Asmawi.

“Jenazah yang diangkat ada yang masih menggunakan piyama dan seragam loreng, tapi saya nggak tau itu siap,” imbuhnya.

Selain itu, Asmawi mengaku ia melihat ada mantan Presiden RI Soeharto yang turut hadir saat mengangkat jenazah tujuh pahlawan revolusi dari Lubang Buaya. “Soeharto ada, dia duduk di depan sumur pakai seragam lengkap,” tandasnya.

Diketahui pada 1 Oktober, Indonesia pernah diguncang peristiwa penculikan 6 orang perwira tinggi dan 1 orang perwira pertama Angkatan Darat. Peristiwa kelam itu dengan Gerakan 30 September (G30S/PKI).

Adapun mereka tujuh pahlawan revolusi yang menjadi korban yakni, Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani; Mayor Jenderal Raden Soeprapto; Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono; Mayor Jenderal Siswondo Parman; Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan; Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo; serta Lettu Pierre Andreas Tendean.

Mereka disiksa, ditembak, kemudian mayatnya dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Peristiwa pembunuhan para jenderal itu dikenang dengan Gerakan 30 September.

Namun beberapa hari kemudian mayat pahlawan revolusi ini pun ditemukan. Usai delapan warga sekitar yang membantu menggali sumur Lubang Buaya tempat para Jendral Korban PKI dibuang.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement