STOCKHOLM - Seorang pria Suriah yang antara April dan Mei 2018 menyunat sembilan anak laki-laki dengan pistol solder hanya dijatuhi hukuman percobaan, demikian dilaporkan kantor siaran nasional Swedia SVT.
Pria itu berusia 30-an dan bukan dokter berlisensi di Swedia. Namun, dia bersikeras memiliki pendidikan kedoteran di Suriah dan dengan demikian berwenang untuk melakukan penyunatan.
BACA JUGA: Musim Sunat di Filipina, Ribuan Anak Jalani Ritual Kedewasaan Secara Massal
Dia melakukan penyunatan atas permintaan wali dari anak-anak itu dengan pistol solder non-medis.Untuk jasanya, dia menerima pembayaran sekitar SEK 2.000 (sekira Rp3,2 juta).
Namun, dokter yang merawat anak-anak itu setelah prosedur sunat yang menyiksa itu menegaskan ketidakpercayaan bahwa prosedur tersebut dilakukan oleh seorang ahli bedah sungguhan. Jurnal medis menggambarkan, antara lain, bagaimana beberapa anak laki-laki sangat kesakitan setelah penyunatan yang gagal sehingga mereka mengalami kesulitan berjalan.
Penyelidikan menunjukkan bahwa pria tersebut telah melakukan kontak dengan keluarga anak laki-laki yang disunat melalui seorang anggota dewan di prasekolah Bilaal.
Prasekolah itu sebelumnya dilaporkan terkait dengan lingkaran ekstremis, dengan salah satu pendiri dan mantan karyawannya dijadwalkan untuk dideportasi.Menurut Polisi Keamanan Swedia (SAPO), jaringan ekstremis yang aktif di Kabupaten Gästrikland memiliki akses ke tempat milik prasekolah Bilaal.
BACA JUGA: Kenalin Nih Tukang Sunat Tercantik Sedunia, Mau Disunat Lagi?
Dokter palsu tersebut kini telah dihukum karena melakukan penyerangan, menyebabkan cedera tubuh dan melanggar undang-undang sunat anak laki-laki.
Hukumannya adalah hukuman percobaan dengan layanan masyarakat 180 jam. Pria itu juga harus membayar SEK 55.000 (sekira Rp90 juta) sebagai ganti rugi.