Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Varian Baru Covid-19 Ditemukan, Sejumlah Negara Larang Penerbangan dari Inggris

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 21 Desember 2020 |05:35 WIB
Varian Baru Covid-19 Ditemukan, Sejumlah Negara Larang Penerbangan dari Inggris
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Mestinya pembatasan diterapkan lebih cepat

Pengetatan baru ini dalam praktiknya membuat warga tidak bisa berinteraksi secara fisik dengan rumah tangga lain. Semua toko yang tidak menyediakan kebutuhan pokok atau layanan penting harus tutup. Perjalanan juga dibatasi.

Para pejabat mengatakan varian baru virus corona tidak lebih mematikan. Diyakini pula bahwa varian baru ini tidak membuat vaksin atau perawatan yang ada saat ini menjadi kurang efektif.

Kepala penasihat sains pemerintah, Sir Patrick Vallance, mengatakan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris mungkin berkembang di negara itu sendiri atau mungkin juga ada di negara-negara lain.

"Virus bermutasi setiap waktu, terjadi banyak mutasi di dunia, yang di sini adalah konstelasi perubahan-perubahan khusus yang kami pandang penting".

Ditambahkan perlu ditempuh upaya gobal untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada varus corona ini. Menanggapi pengumuman baru perdana menteri, Sir Keir Starmer, pemimpin Partai Buruh yang beroposisi, mengatakan "jutaan keluarga akan patah hati karena rencana Natal mereka terkoyak-koyak."

Padahal, menurutnya, ia sudah mengangkat risiko pelonggaran Natal itu dengan Boris Johnson pada Rabu lalu, tetapi ketika itu perdana menteri tetap kukuh pada janjinya untuk melonggarkan pembatasan selama Natal.

"Pengumuman hari ini hanya akan menimbulkan kebingungan pada saat warga memerlukan kepastian," kata Sir Keir Starmer dan meminta pemerintah untuk menunjukkan "kepemimpinan yang tegas".

Wales juga menerapkan karantina wilayah terhitung mulai Minggu 20 Desember. "Kita tahu, 2021 akan berbeda dan situasinya akan lebih baik. Ekonomi akan pulih dan kita akan bisa lagi meratakan Natal," kata Mark Drakeford, menteri utama Wales.

Hingga Sabtu 19 Desember, data pemerintah Inggris menunjukkan terdapat 2.004.219 kasus positif dan jumlah mereka yang meninggal dunia mencapai 67.075 orang.

Namun, data itu hanya mencakup mereka yang meninggal dunia dalam waktu 28 hari sesudah positif virus corona dan penghitungan-penghitungan lain menunjukkan jumlah kematian lebih tinggi. Kasus harian yang terus naik membuat bertambahnya jumlah kasus secara total. Pada hari Sabtu 19 Desember saja, kasus positif bertambah 27.052.

Inggris menduduki urutan keenam dari negara-negara dengan jumlah korban meninggal terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia dan Prancis, menurut data yang dihimpun Johns Hopkins University.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement