JAKARTA - Proyek Palapa Ring Timur kerap mendapat aksi vandalisme dari sejak proyek ini mulai dibangun hingga dioperasikan. PT Palapa Timur Telematika sebagai badan usaha yang membangun proyek tersebut memaparkan, ada 174 kasus yang terjadi sejak Desember 2019 hingga Januari 2021.
Dari total kasus vandalisme itu, sebagian besar terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat. Sementara di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku yang juga masuk ke dalam paket Palapa Ring Timur, angkanya hampir sedikit sekali.
Baca Juga: BTS yang Dibakar KKB di Puncak Papua Milik Palapa Ring Timur
Widodo Yuli Prasetyo, GM Operation PT Palapa Timur Telematika, menjelaskan total kasus tersebut terbagi menjadi tiga kategori, yakni ringan, sedang, dan berat. Kategori ringan dan sedang seperti pemalakan dan pemalangan yang dialami pekerja, serta diputusnya kabel fiber optik oleh orang yang tidak dikenal.
Baca Juga: Tower Palapa Ring di Papua Dibakar, Konektivitas Kota Ilaga dan Sekitarnya Terputus
Sementara kasus berat mencakup dibakar atau terbakarnya tower Palapa Ring Timur, sehingga berimbas dengan terputusnya jaringan di wilayah terdekat yang dilalui proyek ini.
"Di Papua Barat cenderung vandalisme sedang dan ringan. Kalau di Provinsi Papua vandalisme berat. Jadi 80-90% terjadi di Papua dan Papua Barat," jelas Widodo, saat konferensi pers virtual, Rabu (20/1/2021).
Herald Napitupulu, Project Manager PT Palapa Timur Telematika, memaparkan sejauh ini ada 4 kasus vandalisme kategori berat yang terjadi. Pada Maret 2020, repeater Tower B2 di Intan Jaya, Papua, dirusak dan dibakar. Kerusakan mulai dari radio microwave, tower roboh karena digergaji, hingga semua perangkat indoor terbakar.