Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Bocah Tuna Netra Jago Sholawatan, Doakan Khofifah Tetap Sehat & Amanah

Solichan Arif , Jurnalis-Kamis, 04 Maret 2021 |15:38 WIB
Cerita Bocah Tuna Netra Jago Sholawatan, Doakan Khofifah Tetap Sehat & Amanah
Amir, bocah tuna netra yang jago sholawatan ini doakan Gubernur Khofifah tetap sehat dan amanah (Foto : Sindonews/Solichan)
A
A
A

BLITAR - Seorang bocah tuna netra berusia 11 tahun yang melantunkan sholawat nabi menyambut kehadiran Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di gedung DPRD Kabupaten Blitar itu, menarik narik ujung kemeja pamannya. Taufik (45), si paman, hanya bisa menahan senyum, wajahnya memerah.

Tubuh ringkih bocah tuna netra bernama Amir Solihudin itu, didekapnya. Dielus-elus punggungnya sambil berbisik, agar sabar menanti. Disampaikannya pesan panitia acara, bahwa Gubernur Khofifah ingin berjumpa Amir secara khusus. Namun si keponakan, tetap bergeming.

"Ayo pulang saja pak. Pulang saja," rengek Amir dengan tangan terus berpegangan pada lipatan baju Taufik. Percakapan kecil itu terlihat di selasar gedung paripurna DPRD Kabupaten Blitar Rabu 3 Maret 2021. Namun, tidak banyak yang memperhatikan, semuanya sibuk.

Tidak jauh dari situ, tiga orang berseragam hitam berjalan melintas. Satu dua di antaranya mencangklong kamera dengan headset menyumpal telinga. Sambil berjalan mereka terus bercakap. Pada seragam yang dikenakan, terbordir tulisan humas Pemprov Jatim.

Pada sudut lain, sejumlah orang berpakaian pegawai DPRD tidak berhenti mengusung totebag kanvas warna hijau berlogo Pemkab Blitar. Isinya snack dan nasi kotak. Mereka membagi bagikan kepada orang orang yang duduk di luar ruangan.

Termasuk Amir dan pamannya juga ikut menerima jatah. Sementara di dalam gedung, acara serah terima jabatan Bupati dan Wakil Bupati Blitar Rini Syarifah-Rachmad Santoso, tengah berlangsung. Pada layar televisi yang dipasang di luar ruangan, Gubenur Khofifah sudah duduk di kursi.

Pada menit sebelumnya Khofifah tampak berjalan memasuki ruangan. Bupati Blitar Rini Syarifah dan Wakil Bupati Blitar Rachmad Santoso, berdiri. Para pimpinan DPRD Kabupaten Blitar berdiri. Sesuai protokol, semua yang ada di dalam ruangan juga turut berdiri.

Di atas panggung kecil, seiring tabuhan rebana yang mengikuti langkah Gubernur Khofifah, Amir bersama sekira delapan bocah seusia sebayanya, melantunkan mahallul qiyam. Terdengar sholawat ya nabi salam alaika. Ya habib salam alaika, sholawatullah alaika.

Dari seluruh anak-anak berbaju takwa serta bersongkok tersebut, hanya Amir yang tidak bisa melihat. Hanya Amir yang menyandang disabilitas. Dan hanya dia juga yang kemudian diminta panitia acara untuk tidak pulang terlebih dulu. Sebab Gubernur Khofifah ingin menemuinya.

"Ayo tho Pak, pulang saja," kata Amir kembali merengek. Amir duduk sendiri di sebelah Taufik yang juga duduk sendiri. Snack dan nasi kotak, ia biarkan. Amir tidak berminat menyentuhnya. Saat dibujuk untuk mencicipi jajanan yang ada dalam kotak, kepala bocah itu hanya geleng-geleng.

Baca Juga : Resmikan Bendungan Sindang Helua, Jokowi: Bermanfaat Terhadap 1.200 Hektare Sawah

Baca Juga : Viral Pemotor Terobos Jalur Transjakarta, Netizen: Udah Salah Ngajak Berantem

"Tadi sebelum berangkat sudah sarapan. Sarapan pecel," kata Amir menjawab pertanyaan MNC Portal Indonesia.

Amir berasal dari Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Kedua matanya buta sejak lahir yang menurut keterangan Taufik, akibat lahir prematur.

Amir datang dari keluarga pendidik sekaligus santri. Imam Mudofir, ayahnya seorang pengajar. Sehari hari menjadi guru di sekolah milik keluarga. Sementara Widaris, ibu Amir menjadi ibu rumah tangga. "Saya anak nomor dua. Bungsu," kata Amir yang sepertinya sudah lupa mengajak pulang.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement