EROPA – Badan regulator obat di Eropa (EMA) menyimpulkan vaksin Covid-19 yang diproduksi Oxford-AstraZeneca "aman dan efektif".
EMA melakukan investigasi setelah 13 negara anggota Uni Eropa menghentikan sementara vaksinasi Covid-19 setelah muncul kekhawatiran vaksin AstraZeneca "bisa menyebabkan penggumpalan darah".
Pada Kamis (18/03), EMA menyatakan "suntikan vaksin tidak menyebabkan peningkatan risiko penggumpalan darah".
Direktur eksekutif EMA, Emer Cooke, dalam keterangan pers mengatakan, vaksin AstraZeneca aman dan efektif.
"Manfaatnya dalam melindungi warga dari Covid-19 terkait dengan potensi kematian dan perawatan di rumah sakit (jika terkena Covid-19) lebih besar daririsiko yang mungkin ditimbulkan," ujar Cooke.
EMA mengatakan tetap "sangat yakin" atas manfaat vaksin Oxford-AstraZeneca melebihi risiko yang ditimbulkan.
(Baca juga: Penembakan Spa yang Tewaskan 8 Orang, Pelaku Hadapi Dakwaan Berlapis)
Regulator itu kembali menekankan "tak ada indikasi" vaksin itu menyebabkan penggumpalan darah, setelah sejumlah negara besar Eropa menunda distribusi.
Cooke, mengatakan badan itu tetap pada keputusan mereka menyepakati vaksin AstraZeneca. Adapun penyelidikan terkait kasus penggumpalan darah atas 37 orang masih berlangsung.
Terkait hal ini, Italia, Spanyol, dan Jerman mengumumkan mereka akan melanjutkan kembali vaksinasi.
Sedangkan Swedia akan memutuskan "dalam beberapa hari ke depan".
Sebelumnya, negara-negara di Eropa mencari klarifikasi lebih lanjut dari keamanan vaksin Covid-19 buatan Oxford-AstraZeneca, di tengah kritik atas keputusan mereka menangguhkan pemberian vaksin ini.
(Baca juga: Sidang Tersangka Penembakan Spa Pijat yang Tewaskan 8 Orang, Dibatalkan)
Prancis, Jerman, Spanyol dan Italia mengatakan mereka masih menunggu hasil investigasi dari regulator obat dan memutuskan menghentikan pemakaian vaksin AstraZeneca.
Namun, anggota Uni Eropa lainnya, termasuk Polandia dan Belgia, tetap melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca. Sebelumnya, pada Selasa (16/03) EMA mengatakan "sangat yakin" akan nilai manfaat dari AstraZeneca.
Direktur EMA, Emer Cooke, menunjukkan bahwa kasus pembekuan darah yang disorot sejumlah negara merupakan jumlah yang umum dalam sebuah populasi.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara