Lebih dari 360 kapal menunggu untuk memasuki kanal pada Minggu (28/3) malam.
Mesir ingin melanjutkan lalu lintas di sepanjang Terusan Suez itu, yang menghasilkan pendapatan antara USD5 miliar (Rp72 triliun) dan USD6 miliar (Rp87 triliun) setiap tahun. Menurut studi oleh perusahaan asuransi Jerman Allianz, setiap hari penyumbatan di kanal itu bisa merugikan perdagangan global antara USD6 miliar (Rp87 triliun) dan USD10 miliar (Rp144 triliun).
(Baca juga: Skandal Pemerkosaan, PM Australia Copot Jaksa Agung dan Menteri Pertahanan)
Beberapa perusahaan maritim menanggapi penundaan tersebut dengan memutuskan untuk mengalihkan kapal di sekitar Cape of Good Hope, di ujung selatan benua Afrika.
Menurut dua sumber kelautan dan perkapalan setelah pengerukan dan penggalian selama akhir pekan, upaya petugas penyelamat dari SCA dan tim dari perusahaan Belanda Smit Salvage berhasil membebaskan kapal itu menggunakan kapal tunda pada dini hari Senin.
(Susi Susanti)