Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Melacak Misteri Lapangan Bubat di Trowulan

Doddy Handoko , Jurnalis-Selasa, 30 Maret 2021 |06:44 WIB
Melacak Misteri Lapangan Bubat di Trowulan
(Disparpora.mojokerto.go.id)
A
A
A

SEJARAWAN J Noorduyn, berdasarkan Negarakertagama menuliskan, lapangan Bubat terletak di sebelah utara lingkungan istana Majapahit. Lapangan besar yang dipakai untuk acara-acara besar tahunan. Ada sebuah jalan raya (rajamarga) melewati Bubat ke selatan ke arah istana.

"Sebelah barat kolam Segaran di situ ada nama dusun Bubat," kata Supriyadi, penggiat sejarah Majapahit, tinggal di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Sampai sekarang belum ada yang tahu lokasi pertempuran dua kerajaan besar di Pulau Jawa itu. Bubat menjadi misteri yang belum juga terpecahkan.

Menurut analisis Tjahja Tribinuka, penggiat sejarah Majapahit, konon lokasi Lapangan Bubat adalah di pinggiran "kanal Majapahit" yang juga masih merupakan misteri. Indikasi awal, setidaknya, lokasi kanal berdekatan dengan Situs Trbhuwana Tunggadewi di Klintererejo. Di dekatnya ditemukan bekas struktur yang diduga merupakan bekas Dermaga.

Di Negarakertagama diceritakan, Desa Bubat adalah suatu tempat yang memiliki lapangan yang luas dan Raja Hayam Wuruk pernah mengunjunginya untuk melihat pertunjukan seni dan hiburan.

Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar menuliskan, lapangan Bubat kini berada di Desa Tempuran. Tempuran yang dimaksud bukan pertemuan antara dua sungai, tetapi lokasi bertempurnya pasukan-pasukan zaman dulu.

Bubat bisa jadi berasal dari kata "butbat"yang berarti jalan yang lega dan lapang.

Perang Bubat membawa penulisnya, Aan Merdeka Permana, sampai ke Trowulan, Mojokerto. Ia tidak begitu saja percaya dengan apa yang dituturkan Kidung Sun-dayana tentang Bubat.

Baca Juga : Kisah Bangsawan Pajajaran Bersimbah Darah dan Dyah Pitaloka Bunuh Diri di Bumi Majapahit

Tahun 1999, Aan menelusuri Trowulan untuk menemukan Bubat, tempat yang santer disebut-sebut sebagai awal ketegangan antara Kerajaan Sunda dan Majapahit.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement