Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bertemu Keturunan Belanda & Prajurit Pangeran Diponegoro di Kota Lasem

Doddy Handoko , Jurnalis-Sabtu, 10 April 2021 |06:34 WIB
Bertemu Keturunan Belanda & Prajurit Pangeran Diponegoro di Kota Lasem
Rumah yang miliki pohon sawo di depan rumahnya (Foto: Doddy Handoko)
A
A
A

Selain seorang keturunan Belanda di Lasem juga ditemukan pula keturunan Prajurit Diponegoro bernama Akhlis Budiman.

Medan gerilya perang Pangeran Diponegoro 1825-1830 ternyata sampai ke wilayah Rembang-Lasem. Pasukan Diponegoro di daerah Rembang di bawah pimpinan Tumenggung Sasradilaga, yang semula berhasil memukul mundur pasukan Belanda, lambat-laun mulai terjepit dan akhirnya pada tanggal 3 oktober 1828 menyerah kepada Belanda.

Tentang Lasem dituliskan P. Diponegoro dalam Serat Babad Diponegoro Maskumambang XXXIII, ”China ing Lasem sedaya, mapan sampun sumeja manjing agami, Den Sasradilaga dadya supe weling aji anjamahi Nyonyah China pan punika ingkang dadi marganeki apes juritira” (Carey: 2008).

Di Lasem masih dijumpai keturunan prajurit Diponegoro yang tinggal di desa Sumber Girang bernama Achlis Budiman. Ia mengetahui kisah kakek Karjono, leluhurnya itu dari cerita turun-temurun keluarganya. Jika diurut silsilah kakek Karjono dengan dirinya 6-7 turunan ke bawah.

Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Mabuk Laut & Deman saat Berlayar

“Dari cerita keluarga, kakek Karjono datang naik kuda dari arah selatan ke arah desa Sumber Girang sekarang. Dulu daerah sini kemungkinan masih semak belukar,” katanya.

Baca juga: Diponegoro Dipenjara, Dijaga 200 Serdadu dan Hampir Dibuang ke Belanda

Ia semakin yakin kakeknya pengikut Diponegoro ketika mengetahui bahwa prajurit Diponegoro mempunyai sandi dalam berkomunikasi dengan sesama simpatisan dengan menanam pohon sawo, tanaman kemuning, pohon kepel, dan membuat sumur di kanan rumah.

“Bekas rumah kakek saya itu ada pohon sawo di depan rumah 2 buah dan sumur di sebelah kanan rumah. Pohon Kemuning dan Kepel mungkin sudah ditebang,” paparnya.

"Cerita tentang Simbah Kyai Karjono terputus, karena yang berkaitan dengan keberadaannya telah hilang atau dihilangkan, termasuk bekas rumah induk, yang tinggal hanya pohon sawo tua dan sumur tua,” ungkapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement