AUSTRALIA - Makam seorang pria yang ditemukan tewas di suatu pantai di Australia Selatan sekitar 73 tahun silam kini dibongkar lagi untuk mengungkap salah satu misteri yang menarik publik di negara itu.
Hingga kini, identitas dan penyebab kematian orang yang dijuluki "Pria Somerton" itu masih belum diketahui.
Selama puluhan tahun, banyak teori yang muncul terkait jati diri pria itu, ada yang mengaitkannya sebagai mata-mata perang dingin hingga menyebutnya sebagai kekasih yang putus cinta.
Sekarang, polisi Australia mengatakan kemajuan teknologi DNA membuat penggalian makam itu menjadi berharga.
- Apa yang sejauh ini diketahui?
Mayat pria itu ditemukan pada 1 Desember 1948 di pantai Somerton, Kota Adelaide, Australia bagian selatan. Ketika itu dia ditemukan sudah tidak bernyawa dengan mengenakan setelan dan dasi.
Semua isi kantong bajunya sudah diperiksa dan tak ada satupun yang menunjukkan identitasnya.
Penyelidikan awal dan autopsi tidak bisa memastikan penyebab kematiannya, sehingga kasus itu tidak terpecahkan. Jenazahnya lalu dimakamkan di Adelaide dengan nisan bertuliskan "pria tidak dikenal."
(Baca juga: Ayah Korban Mengampuni Pembunuh Putranya Beberapa Menit Sebelum Eksekusi)
Namun, sejumlah benda yang ditemukan dekat jenazah saat itu terus memicu spekulasi - di antaranya sebuah koper, beberapa potong pakaian dengan merek yang sudah dicopot, dan tulisan-tulisan koheren yang diyakini adalah sebuah kode.
Dia juga memegang sobekan kertas dengan huruf Parsi bertuliskan Tamam Shud, atau "sudah selesai".
Kasus ini menarik perhatian internasional dan menghasilkan banyak detektif online.
"Selama lebih dari 70 tahun orang-orang telah berspekulasi soal siapa pria ini dan bagaimana dia tewas," kata Jaksa Agung negara bagian Australia Selatan, Vickie Chapman.
Bulan lalu dia mengatakan bahwa keputusan menggali malam pria tak dikenal itu muncul setelah adanya "kepentingan publik yang intens" atas kasus itu.
"Ini adalah sebuah kisah yang telah mengundang imajinasi banyak orang di seluruh wilayah ini, dan juga di seluruh dunia. Namun saya yakin bahwa, pada akhirnya, kami mungkin bisa menghadirkan jawabannya," terangnya.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut