Pada Rabu (19/05) sejumlah petugas menggali makam pria itu.
Namun media lokal Nine News melaporkan penggalian ini berlangsung lebih lamban dari yang diperkirakan karena padatnya tanah liat di makam dan ketidakpastian apakah pria itu dikuburkan di dalam peti.
Mengakses jasad pria tersebut bisa jadi langkah awal untuk membuat profil DNA-nya dan mengungkap misteri atas salah satu "kasus peti es" yang terkemuka di negara itu.
Pihak berwenang menyatakan bahwa bila bukti DNA yang cukup bisa didapat, mereka akan berupaya mengidentifikasi pria itu dan dari mana dia datang.
"Teknologi yang kami miliki saat ini jelas jauh lebih maju ketimbang yang tersedia saat jenazah itu ditemukan di akhir 1940an," kata Asisten Direktur Operasi Sains Forensik Australia Selatan, Anne Coxon.
Menurut dia, pengujian atas kasus ini sangat rumit namun tim penyelidik akan mengerahkan "segala metode yang dimiliki untuk mencoba dan memecahkan misteri ini."
Penelitian kasus ini merupakan bagian dari program Operation Persevere yang berupaya mengungkap identitas semua jasad yang tak bernama di Australia Selatan.
(Susi Susanti)