"Tugas yang sangat penting adalah memastikan bahwa kami tetap setia kepada mereka, dan kami melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan perlindungan mereka dan, jika perlu, mengeluarkan mereka dari negara jika itu yang mereka ingin lakukan,” terangnya.
(Baca juga: 4 Mahasiswa Dituntut Bayar Rp17 Juta karena Posting-an Anti-China Covid-19 di Twitter)
"Ada rencana yang dikembangkan dengan sangat, sangat pesat di sini, tidak hanya penerjemah tetapi banyak orang lain yang telah bekerja dengan AS,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa Departemen Luar Negeri sedang mengawasi masalah tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pada April lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan AS akan pergi pada 11 September, setelah 20 tahun keterlibatan militer di Afghanistan.