ARAB SAUDI - Pemerintah Arab Saudi melalui Menteri Perdagangan yang juga bertindak sebagai Menteri Media, Majid Al-Qasabi mengatakan, Menteri Kesehatan dan Haji segera mengumumkan rincian tentang pelaksanaan haji 2021.
Majid Al-Qasabi mengatakan, mutasi virus dan ketidakpastian seputar vaksin telah menyebabkan penundaan pengumuman haji tahun ini.
Saat ini, sekitar 15 juta dosis vaksin atau 40 persen dari populasi Kerajaan telah divaksinasi. Jumlah tersebut dinilai masih kurang.
“Jika kita ingin hidup berdampingan, pergi ke pasar dan kembali ke sekolah dan bekerja, kita harus mengambil vaksin,” ujar Majid Al-Qasabi dalam konferensi pers, Minggu (6/6/2021).
Baca Juga: KJRI Jeddah Jelaskan Polemik 11 Negara Boleh Masuk Saudi: Bukan untuk Kepentingan Haji
Kasus Covid-19 di Arab saudi meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Padahal, negara tersebut sudah memberikan vaksin kepada warganya.
Konsul Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Eko Hartono menjelaskan, awalnya tren Covid-19 di Arab Saudi menurun pada Desember 2020 hingga Januari 2021.
"Pada bulan Desember sampai Januari, itu kasus di Saudi sudah di bawah 100, 80 sampai 100 sehari untuk seluruh negeri. Saudi saat itu, saya yakin sudah memiliki kepercayaan diri yang sangat besar untuk bisa menyelenggarakan haji," ungkapnya dalam Special Dialogue Okezone.
"Kemudian saudi mulai memberikan vaksin kepada warganya, ini menambah kepercayaan diri Saudi, saya pikir semua negara juga seperti itu," jelasnya lagi.
Namun demikian, jelasnya lagi, pada kurun waktu April hingga Mei 2021, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang luar biasa. Menurut Eko, hal ini yang membuat semua pihak khawatir sekaligus heran.
"Mengapa? Masih terjadi lonjakan kasus padahal sudah divaksin, tapi masih tertular. Bahkan sekarang tercatat kisaran 1.250 kasus Covid-19 di Saudi per hari, bayangkan, (Desember lalu) kurang dari 100 sekarang jadi 1.200, 10 kali lipat," tegasnya.
"Kemudian mereka menganalisis jangan-jangan ini karena varian virus yang baru, yang diinfokan dari India Inggris, Afsel itu lebih cepat menular dan sebagainya, itu yang membuat mereka berpikir jangan-jangan itu karena interaksi antar masyarakat. Maka dari itu Saudi semakin memperketat masuknya orang orang dari luar Saudi," jelasnya.
(Sazili Mustofa)