Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PBB: Somalia, Kongo, Afghanistan, Suriah, Negara Paling Berbahaya bagi Anak-Anak

Agregasi VOA , Jurnalis-Selasa, 22 Juni 2021 |14:16 WIB
PBB: Somalia, Kongo, Afghanistan, Suriah, Negara Paling Berbahaya bagi Anak-Anak
Anak-anak pengungsi dari Republik Demokratik Kongo (Foto: AFP via VOA)
A
A
A

NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Senin (21/6), mengatakan Somalia, Kongo, Afghanistan, dan Suriah menempati urutan teratas zona konflik paling berbahaya bagi anak-anak. PBB mencatat hampir 60 persen dari semua pelanggaran yang masuk dalam daftar hitam tahunan negara-negara di mana anak-anak menderita pelanggaran berat ada di empat negara itu.

"Anak-anak tidak dapat dijadikan prioritas terakhir dalam agenda internasional atau kelompok individu yang paling tidak dilindungi di planet ini," Virginia Gamba, perwakilan khusus PBB untuk anak-anak dalam konflik bersenjata, kepada wartawan dalam peluncuran laporan itu, Senin (21/6).

Gamba menyampaikan pelanggaran paling luas pada 2020 mencakup perekrutan dan penggunaan anak-anak oleh pasukan keamanan dan kelompok bersenjata termasuk pembunuhan dan tindakan yang melukai anak-anak.

(Baca juga: Gembong Narkoba Siksa dan Bunuh Musuh, Mayatnya Digantung Tanpa Pakaian di Jembatan)

"Kami sangat khawatir dengan meningkatnya penculikan anak-anak sebesar 90 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya, termasuk peningkatan pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya. Itu tercatat mengalami peningkatan 70 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya," tambahnya.

Laporan itu menyebutkan lebih dari 3.200 anak dipastikan telah diculik selama konflik berlangsung pada 2020, dan sedikitnya 1.268 telah menjadi korban kekerasan seksual.

(Baca juga: Viral, Pendaki Berhubungan Seks di Ketinggian 1.981 Meter di Atas Gunung)

Dari sejumlah pelanggaran terburuk, Gamba mengungkapkan Somalia mengalami "pelanggaran terbanyak sejauh ini," terutama yang dilakukan oleh kelompok teroris al-Shabab. Di Afghanistan, ia menjelaskan Taliban bertanggung jawab atas dua pertiga pelanggaran, termasuk pemerintah dan sisanya adalah milisi yang pro-pemerintah.

Myanmar juga menempati peringkat tinggi dalam daftar pelanggaran berat, termasuk jumlah tertinggi anak-anak yang direkrut dan dimanfaatkan. Sedangkan Yaman mencapai angka tertinggi untuk anak-anak yang terbunuh atau menderita cacat.

Serangan terhadap sejumlah sekolah dan rumah sakit tetap tinggi tahun lalu mencapai angka 856, sebagian besar di Afghanistan, Kongo, Suriah dan Burkina Faso.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement