TAIPEI - Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN mengatakan meningkatnya intimidasi militer China terhadap Taiwan menunjukkan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu "perlu bersiap" untuk kemungkinan konflik militer.
Peringatan ini datang satu minggu setelah pulau itu melaporkan serangan harian terbesar oleh pesawat militer China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) yang dideklarasikan Taiwan.
Serangan yang melibatan 28 pesawat tempur China termasuk jet tempur dan pembom itu tidak melanggar wilayah udara kedaulatan Taiwan atau hukum internasional, tetapi itu dilihat sebagai unjuk kekuatan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China.
"Sebagai pengambil keputusan Taiwan, kami tidak bisa mengambil risiko, kami harus siap," kata Wu kepada CNN di Taipei, Rabu (23/6). "Ketika pemerintah China mengatakan mereka tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan, dan mereka melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, kami lebih percaya bahwa itu nyata,” lanjutnya.
(Baca juga: Gedung Runtuh, 1 Tewas, 100 Orang Belum Ditemukan)
Wu, yang telah menjabat sebagai menteri luar negeri sejak 2018, dituduh Beijing pada Mei lalu sebagai "separatis keras" setelah pernyataan yang dia buat selama konferensi pers bahwa Taiwan akan berjuang "sampai hari terakhir" jika diserang oleh China.
"Menghentikan 'kemerdekaan Taiwan' adalah kondisi yang diperlukan untuk menjaga hubungan damai lintas selat," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China.
"Joseph Wu telah berulang kali dan dengan arogan memprovokasi 'kemerdekaan Taiwan' ... kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghukum berat para 'kemerdekaan Taiwan' seumur hidup sesuai dengan hukum,” ungkapnya.
(Baca juga: Pendeta Gereja Ortodoks Masuk Rumah Sakit Jiwa Usai Siram Air Keras ke Uskup)
Sebagai tanggapan, Wu mengatakan kepada CNN bahwa dia "merasa terhormat" menjadi sasaran otoritas Komunis di Beijing. "Otoritarianisme tidak dapat mentolerir kebenaran. Jika mereka terus mengatakan bahwa mereka ingin mengejar saya selama sisa hidup saya, saya tidak terlalu peduli tentang itu," katanya.