Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kemiskinan, Tunawisma, dan Depresi Meningkat di Kalangan Muda Akibat Pandemi Covid-19

Agregasi VOA , Jurnalis-Rabu, 30 Juni 2021 |07:19 WIB
Kemiskinan, Tunawisma, dan Depresi Meningkat di Kalangan Muda Akibat Pandemi Covid-19
Polisi sedang bicara dengan tunawisma di dalam tenda (Foto: AFP via VOA)
A
A
A

Dia menerima bantuan bagi mahasiswa dan sedikit tunjangan pemerintah. Namun itu saja tidak cukup untuk bertahan hidup, padahal orang tuanya tidak selalu punya cukup uang untuk membantunya.

Hari demi hari yang dijalani dengan belajar sendirian juga menggerogoti kondisi kejiwaannya.

Bahkan sejak sebelum COVID-19 merebak, ia mengaku punya masalah dengan stres dan pikiran untuk bunuh diri. Semua itu semakin parah dengan adanya pandemi, terutama karena ia tidak bisa berkuliah secara normal di kelas.

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Pandemi telah menambah kesulitan bagi kaum muda lainnya, terutama – berdasarkan penelitian – mereka yang berasal dari lingkungan yang kurang beruntung.

Di Bobigny, pinggiran kota Paris yang ditinggali warga kelas pekerja, aktivis muda Stanley Camille mengatakan mahasiswa kesulitan mengakses internet, padahal mereka membutuhkannya untuk mengikuti kelas daring selama lockdown. Kotanya ditinggali warga tidak mampu. Dalam satu rumah tangga, satu komputer seringkali digunakan oleh empat hingga lima anak.

Tahun lalu, Perancis meluncurkan program bernilai miliaran dolar untuk membantu generasi muda mendapatkan pekerjaan, pelatihan dan pendidikan yang dibutuhkan. Kantin sekolah pun menjual menu makan siang seharga satu dolar saja. Para pemimpin Eropa juga bertekad akan memerangi kemiskinan. Namun para pakar seperti Coupechoux menilai masih banyak yang perlu dilakukan.

Coupechoux mengatakan, pada tingkat nasional maupun lokal di Eropa, institusi-institusi harus diingatkan akan pentingnya mendukung generasi muda.

Mac setuju. Kini ia mendapatkan bantuan psikologis – meski, katanya, layanan dari pemerintah daerah kekurangan SDM, padahal jumlah permintaan tinggi. Ia dan para tetangganya membentuk grup solidaritas (support group) sendiri dan berbagi sembako, seperti susu, untuk bertahan hidup. Berjalan-jalan di taman pun dirasa bisa membantu.

Mac juga direkrut untuk melakukan kerja sosial selama musim panas. Ia berharap hidupnya bisa segera kembali normal. Namun dengan ancaman perebakan virus corona varian baru, tidak ada hal yang pasti.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement