JAKARTA – Banyak dari kita yang sudah pernah mendengar mengenai paham Bumi datar (flat earth/FE), yang mempercayai bahwa planet yang kita tinggali ini sebenarnya berbentuk datar, bukan bulat seperti yang umum diyakini.
Namun, adakah yang pernah mendengar mengenai paham Bumi bentuk donat?
BACA JUGA: Ilmuwan Ungkap Sejumlah Bukti Bumi Tidak Datar
Pada 2012 seorang penganut paham bumi datar di forum Flat Earth Society dengan nama Varuag menyampaikan pandangannya bahwa Bumi sebenarnya tidak berbentuk bulat, atau datar, melainkan seperti donat.
“Saya punya teori bahwa Bumi sebenarnya berbentuk seperti torus (bentuk donat). Namun, cahaya itu bergelombang sehingga kita tidak bisa membedakannya,” kata Varuag menyatakan teorinya sebagaimana dilansir Indy100.
Varuag pun membeberkan pemikirannya dan mengemukakan sejumah argumen untuk mendukung teorinya tersebut.
BACA JUGA: Pilot AS Tewas Setelah Jatuh dengan Roket Buatannya Sendiri
Menurutnya, gelombang cahaya dipantulkan di atmosfer seperti juga gelombang radio, sehingga cahaya juga bergerak naik turun seperti gelombang. Karena itulah, meski Bumi berbentuk donat, lubang di tengah tidak terlihat oleh manusia.
“Ketika kita melihat ke seberang, cahaya berkurang saat bergerak, dan pada saat mencapai atmosfer, cahaya itu cukup berkurang untuk dipantulkan. Cahaya kemudian akan mengenai sudut lain atmosfer dan seterusnya dan seterusnya, melengkung setiap saat. Ini memberi kesan bahwa Bumi itu datar (atau memiliki sedikit lengkungan),” jelasnya.
Tentu saja teori ini mendapat pandangan skeptis dari banyak orang. Bahkan beberapa langsung menunjukkan kelemahan teori Bumi donat (torus Earth/TE) Varuag.