Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wanita Afghanistan Kini Diminta Kenakan Chadari, Bukan Burqa

Agregasi VOA , Jurnalis-Kamis, 26 Agustus 2021 |05:49 WIB
Wanita Afghanistan Kini Diminta Kenakan Chadari, Bukan Burqa
Wanita Afghanistan (Foto: AFP via VOA)
A
A
A

AFGHANISTAN - Sejumlah guru dan staf perempuan lain dari sekolah-sekolah di dua provinsi di Afghanistan, pada Selasa (24/8), melaporkan terjadinya pelecehan yang dilakukan militan Taliban. Hal tersebut terjadi meskipun juru bicara Taliban berjanji kelompok itu akan menetapkan kebijakan yang melindungi keamanan perempuan.

Perempuan di Provinsi Takhar, di timur laut negara itu, dan di Provinsi Kabul, mengatakan kepada VOA bahwa ada pembatasan baru mengenai cara mereka berpakaian dan bekerja.

“Taliban sangat agresif dengan perempuan di sini. Mereka ingin perempuan memakai chadari,” ujar seorang guru perempuan pada VOA. “Chadari” adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh perempuan, dan hanya memiliki lubang sangat kecil di bagian wajah agar pemakai dapat melihat.

Selain itu Taliban mengharuskan perempuan hanya keluar rumah dengan “mahram,” atau laki-laki yang tidak perlu disembunyikan wajahnya oleh perempuan. Dalam pemikiran Islam konservatif, mahram dapat mencakup semua kerabat dekat laki-laki – seperti ayah, suami atau saudara laki-laki.

(Baca juga: UNICEF: 10 Juta Anak-Anak di Afghanistan Perlu Bantuan Kemanusiaan Usai Taliban Berkuasa)

“Perempuan memiliki banyak masalah di sini. Setiap orang tentunya perlu pergi ke luar rumah untuk melakukan sesuatu, dan kita tidak memiliki mahram yang bersama dengan kita setiap saat,” ujarnya.

Guru itu menjelaskan bahwa Taliban di provinsi di mana ia berada sangat ketat sehingga mereka bahkan tidak mengizinkan perempuan mengenakan burqa atau gaun hitam panjang dengan syal yang menutupi seluruh tubuh dan wajah.

Dia mengatakan Taliban juga melarang guru mengajar siswa dari lawan jenis. “Taliban memerintahkan agar siswa laki-laki dan perempuan dipisahkan. Dan mereka mengubah kurikulum pendidikan,” terangnya.

(Baca juga: Presiden Rusia dan Presiden China Sepakat Perangi Ancaman Usai Taliban Kuasai Afghanistan)

Perubahan kurikulum itu mencakup penghapusan subyek kebudayaan dan hal-hal terkait olahraga, dan menambahkan lebih banyak pengajaran Islam, seperti kajian Al Quran dan kehidupan Nabi Muhammad SAW, meskipun subyek itu sudah menjadi bagian dari kurikulum sebelum pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Di Kabul, Taliban mengatakan kepada staf perempuan di sedikitnya satu rumah sakit untuk memisahkan tempat kerja mereka dari laki-laki, atau tinggal di rumah. Seorang wartawan perempuan VOA yang keluar rumah dengan mengenakan burqa, diminta Taliban untuk juga menutup wajahnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement