Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, pada Selasa (24/8), mengatakan militan kelompok itu “belum dilatih untuk berbicara dengan perempuan.” “Itulah sebabnya mereka meminta perempuan untuk sementara waktu tinggal di rumah, tetapi akan tetap menerima gaji. Segera setelah seluruh sistem berfungsi, perempuan dapat kembali ke tempat kerja,” ujarnya.
Ia berbicara terutama tentang perempuan yang bekerja di kantor-kantor dan kementerian pemerintah.
Ketika ditekan oleh seorang wartawan perempuan yang khawatir dengan keselamatannya, Mujahid mengatakan ia tidak perlu khawatir. “Anda warga sipil. Tidak ada salahnya menjadi wartawan. Anda tidak perlu khawatir. Anda dapat kembali ke provinsi Anda dan bekerja,” ujarnya.
Mujahid mengakui ada sejumlah insiden aksi kekerasan atau pelecehan sporadis, dan berjanji akan menyelidikinya.
Taliban telah berupaya menyajikan wajah yang relatif moderat pada dunia untuk meraih legitimasi internasional. Perempuan – khususnya perempuan muda – mengatakan telah mendengar dari anggota-anggota keluarga mereka tentang kisah-kisah pemerintahan Taliban sebelumnya pada 1990an.
Saat itu perempuan dipukuli karena tidak menutup tubuh mereka secara benar, dan anak-anak perempuan tidak diizinkan bersekolah. Hal ini menyulitkan mereka untuk mempercayai janji Taliban.
(Susi Susanti)