Ia berjanji untuk bertemu dengan para politikus dan pemimpin dunia untuk menarik perhatian pada kehidupan warga Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.
Ia juga bersedia untuk berbicara dengan Taliban, karena "kita perlu saling memahami".
"Pasukan asing tidak akan datang untuk membantu kami. Ini waktunya kami menyelesaikan masalah dengan Taliban. Saya siap mengambil tanggung jawab ini," terangnya.
Namun, ia tetap tidak mempercayai Taliban, terutama dalam hal hak-hak perempuan.
Terakhir kali mereka berkuasa sebelum 2001, Taliban memberlakukan versi ultra-konservatif dari hukum Islam, yang mereka jadikan pembenaran untuk melarang perempuan pergi ke sekolah atau bekerja.
Pekan lalu juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan perempuan "akan sangat aktif dalam masyarakat namun dalam kerangka Islam". Tetapi Ghafari skeptic.
"Kata-kata mereka tidak pernah sesuai dengan tindakan mereka,” ujarnya.
Ia berharap bisa kembali ke Afghanistan suatu hari nanti, setelah keadaannya aman.
"Itu negara saya - saya turut membangunnya. Saya bertahun-tahun berjuang untuk membangunnya," jelasnya.
"Saya ingin mengembalikan sedikit pasir yang saya bawa dari negara saya ke tempat asalnya,” ujarnya.
(Susi Susanti)