Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pemimpin Komunitas Rohingya Ditembak Mati di Kamp Pengungsi

Agregasi VOA , Jurnalis-Kamis, 30 September 2021 |12:33 WIB
Pemimpin Komunitas Rohingya Ditembak Mati di Kamp Pengungsi
Pemimpim muslim Rohingya Mohib Ullah (Foto: AFP via VOA)
A
A
A

Kelompok Mohib Ullah, yang menamakan perkumpulannya sebagai Masyarakat Rohingya Arakan untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia, dikenal karena keberaniannya mendokumentasikan kekejaman yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap orang-orang Rohingya. PBB sendiri sudah mencap perlakuan yang dilakukan oleh kelompok militer Myanmar sebagai kekejaman dengan niat melakukan genosida.

Di kamp-kamp pengungsi Bangladesh, Mohib Ullah mendatangi satu persatu tenda untuk mengumpulkan jumlah pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran. Lalu data tersebut ia teruskan kepada penyelidik internasional.

Organisasinya bekerja sama untuk memberi lebih banyak suara kepada para pengungsi di dalam kamp dan pada forum internasional. Berbicara kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, ia mengatakan bahwa Rohingya ingin agar suaranya lebih banyak didengar agar dapat menentukan masa depan mereka sendiri.

Tetapi ketenaran Ullah membuatnya menjadi sasaran kelompok garis keras dan mendapat ancaman pembunuhan, sebagaimana ia sampaikan kepada Reuters pada 2019. "Jika saya mati, saya terima. Saya akan memberikan hidup saya," ujarnya saat itu.

Penduduk kamp mengatakan kamp-kamp yang luas di Bangladesh semakin diwarnai kekerasan dengan orang-orang bersenjata bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Mereka menculik para pengecam, dan memperingatkan perempuan agar tidak melanggar norma-norma Islam konservatif.

Aung Kyaw Moe, seorang aktivis masyarakat sipil Rohingya dan penasihat Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, pemerintah sipil yang setara dengan yang dibentuk setelah kudeta pada Februari lalu, mengatakan kematian Mohib Ullah adalah "kehilangan besar bagi komunitas Rohingya."

Ullah sendiri sadar akan adanya ancaman yang mengintai, namun ia berusaha tidak memikiran hal tersebut karena jika ia tidak melakukan pekerjaannya dalam mendokumentasikan kekerasan yang terjadi, tidak akan ada yang akan melakukannya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement