Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Vaksinasi Covid-19 Negara Miskin Lambat, WHO Peringatkan Pandemi Akan Berlanjut hingga 2022

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 22 Oktober 2021 |05:34 WIB
Vaksinasi Covid-19 Negara Miskin Lambat, WHO Peringatkan Pandemi Akan Berlanjut hingga 2022
Vaksin Covid-19 berjalan lambat di negara miskin (Foto: Reuters)
A
A
A

Sebagian besar vaksin Covid-19 telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas.

Sementara, Afrika hanya menyumbang 2,6% dari dosis yang diberikan secara global.

Aliansi kelompok yang terdiri dari Oxfam dan UNAids ini , juga mengkritik Kanada dan Inggris karena pengadaan vaksin untuk populasi mereka sendiri melalui Covax, program global yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendistribusikan vaksin secara adil.

Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer sementara Kanada mengambil hanya di bawah satu juta dosis AstraZeneca.

Ide awal di balik Covax ialah agar semua negara dapat memperoleh vaksin dari negara-negara kaya.

Namun, sebagian besar negara G7 memutuskan untuk menahan diri begitu mereka mulai membuat kesepakatan pribadi dengan perusahaan farmasi.

Penasihat Kesehatan Global Oxfam, Rohit Malpani, mengakui bahwa Kanada dan Inggris secara teknis berhak mendapatkan vaksin melalui rute ini setelah membayar ke dalam mekanisme Covax.

Akan tetapi, ia mengatakan itu masih "secara moral tidak tepat" mengingat kedua negara telah memperoleh jutaan dosis melalui perjanjian bilateral mereka sendiri.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement