KHARTOUM - Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan terhadap militer Sudan yang melakukan kudeta. AS membekukan bantuan ekonomi sebesar Rp9,9 triliun dan menyerukan agar perdana menteri Sudan dan pejabat pemerintah lainnya segera dibebaskan, beberapa jam setelah kudeta.
“Kedutaan Besar AS mengutuk pemindahan paksa pemerintah sipil oleh angkatan bersenjata Sudan, dan tindakan mereka untuk merusak transisi demokrasi negara itu," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Khartoum melalui akun Twitternya.
"Kami menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan kekerasan, membebaskan pejabat yang ditahan, dan memastikan keselamatan warga Sudan yang berdemonstrasi untuk kepemimpinan yang demokratis dan sipil,” sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Pasca-Ditahan, PM Sudan Abdalla Hamdok Sudah Kembali ke Rumahnya
Pernyataan itu juga menyarankan agar warga AS yang berada di Sudan untuk berlindung di tempat yang aman.
Sebelumnya, Ketua dewan militer berkuasa Sudan, Abdel Fattah al-Burhan mengatakan pihaknya telah menyembunyikan PM Sudan Hamdok di rumahnya, agar tetap aman usai mendapat ancaman pembunuhan.
Baca juga: Soal Kudeta Sudan, Joe Biden Jalin Kontak dengan Negara-Negara Teluk
"Kami merasa ada ancaman terhadap nyawa perdana menteri, itulah mengapa kami menjauhkannya," kata al-Burhan.