Tapaan itu berada di sekitar pohon sejenis pohon serut, yang sampai sekarang masih sering digunakan oleh warga sebagai tempat nyadran dan juga mencari wangsit.
Selain sebagai tempat semedi dan nyadran, di sini juga sering digunakan sebagai tempat pencarian harta karun dan barang antik secara gaib, dengan melakukan beberapa ritual.
Pernah ditemukan batu bata denganukuran lebar 30 cm, panjang 20 cm, dan tinggi 8 cm di kedalaman 30-50 cm.
Penemuan artefaktual lainnya adalah cawan (mangkok) bergambar dua ikan wader di kedalaman 20-30 cm; emas sebesar biji jagung; dan uang kuno, serta pada penelitian Puslitarkenas tahun 2010 disini banyak ditemukan keramik dari dinasti Tang dan Song (sekitar abad X). Sehingga diperkirakan situs ini merupakan pemukiman masa Klasik (Hindu-Budha).
(Widi Agustian)