Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kasus Covid-19 Melonjak, Eropa Kembali jadi Pusat Pandemi

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 15 November 2021 |12:47 WIB
Kasus Covid-19 Melonjak, Eropa Kembali jadi Pusat Pandemi
Foto: Reuters.
A
A
A

LONDON - Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19, mendorong beberapa negara memberlakukan kembali langkah pembatasan dan penguncian, untuk mencegah penyebaran virus, menjelang Natal.

Kenaikan jumlah kasus ini muncul di saat program vaksinasi berjalan di seluruh Eropa, menimbulkan perdebatan mengenai apakah vaksin saja cukup untuk menjinakkan penyebaran Covid- 19.

Pekan lalu, Eropa menyumbang lebih dari setengah rata-rata infeksi per 7 hari secara global, dan sekira setengah dari kematian terbaru, menurut penghitungan Reuters. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak April tahun lalu, saat pandemi virus corona mencapai puncaknya di sejumlah negara Eropa, termasuk Italia.

BACA JUGA: Pertama di Dunia, Austria Berlakukan Lockdown Khusus Orang yang Tidak Divaksinasi

Sekira 65% dari populasi Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) - yang meliputi Uni Eropa, Islandia, Liechtenstein dan Norwegia - telah menerima dua dosis vaksin Covid-19, menurut data Uni Eropa (UE). Namun, kecepatan vaksinasi telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Di negara-negara Eropa selatan tingkat vaksinasi mencapai sekira 80%, tetapi keraguan akan vaksin menghambat upaya vaksinasi di Eropa tengah, timur dan Rusia, menyebabkan peningkatan kasus yang dapat membuat layanan kesehatan kewalahan.

BACA JUGA: WHO: Eropa Jadi Episentrum Pandemi Covid-19

Jerman, Prancis, dan Belanda, dimana tingkat penerimaan vaksin tinggi, juga mengalami lonjakan infeksi virus corona, demikian diwartakan Reuters.

Meski pasien rawat inap dan kematian akibat Covid-19 jauh lebih rendah daripada tahun lalu kondisi ini tetap menimbulkan keprihatinan. Variasi penggunaan vaksin dan booster, serta penerapan langkah jarak sosial yang beragam di berbagai negara Eropa membuat sulit mengambil kesimpulan mengenai penyebab kenaikan kasus.

Ahli virologi dan pakar kesehatan masyarakat mengatakan kepada Reuters bahwa kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi dari tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara, berkurangnya kekebalan di antara mereka yang diinokulasi lebih awal, dan kelengahan terkait aturan memakai masker dan menjaga jarak di saat pemerintah melonggarkan pembatasan selama musim panas.

"Jika ada satu hal yang bisa dipelajari dari ini, jangan mengalihkan pandangan Anda dari bola," kata Lawrence Young, ahli virologi di Warwick Medical School di Inggris sebagaimana dilansir Reuters.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk minggu hingga 7 November menunjukkan bahwa Eropa, termasuk Rusia, adalah satu-satunya wilayah yang mencatat kenaikan kasus, naik 7%, sementara daerah lain melaporkan penurunan atau tren stabil. Demikian pula, dilaporkan peningkatan kematian 10%, sementara daerah lain melaporkan penurunan.

Beberapa negara Eropa telah mulai memberlakukan kembali pembatasan dan lockdown yang tidak populer di kalangan masyarakat.

Austria pada Senin (15/11/2021) mulai memberlakukan lockdown khusus bagi orang-orang yang belum divaksinasi, sementara Jerman mempertimbangkan memperpanjang keadaan darurat Covid-19. Belanda juga menerapkan aturan serupa dengan mengumumkan penguncian sebagian selama tiga pekan untuk mencegah penyebaran virus corona.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement