EKUADOR - Presiden Ekuador Guillermo Lasso pada Senin (15/11) mengumumkan rencana untuk menenangkan penjara di seluruh negeri, termasuk melibatkan militer, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengatasi gelombang kekerasan yang telah menyebabkan 68 tahanan tewas.
Presiden mengatakan langkah-langkah untuk menenangkan penjara telah disepakati dengan berbagai pejabat. Dia menambahkan kekerasan yang terjadi digambarkan sebagai salah satu krisis terbesar yang dihadapi negara itu dalam beberapa dasawarsa.
“Ekuador menghadapi ancaman eksternal yang serius dari serangan mafia penyelundup narkoba, yang sama yang berniat untuk menguasai pusat-pusat penahanan dan mengambil ketenangan pikiran kita," kata Lasso dalam konferensi pers di Guayaquil.
Dia mengatakan langkah-langkah untuk menenangkan penjara Ekuador akan mencakup pembicaraan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), yang juga akan mendapat dukungan dari organisasi internasional.
Baca juga: Presiden Ekuador Tunjuk Kepala Penjara Baru Usai Mengundurkan Diri paska Kerusuhan
Nantinya personel militer juga akan berpartisipasi dalam kontrol keamanan di dalam dan di luar penjara, untuk menjaga ketertiban. Pengerahan itu akan sesuai dengan konstitusi dan undang-undang.
Pemerintah melalui sebuah penyataan mengatakan sebanyak 1.000 personel polisi dan militer memasuki penjara pada Senin (15/11).
Baca juga: Baku Tembak 8 Jam di Penjara Tewaskan 68 Tahanan, 900 Polisi Dikerahkan
Pengumuman Lasso menyusul pertempuran antara kelompok kriminal di penjara Penitenciaria del Litoral selama akhir pekan, yang mengakibatkan hingga 68 tahanan tewas dan 25 terluka.
Sebelumnya Presiden juga telah menunjuk Jenderal Orlando Fabian Fuel sebaga Kepala Angkatan Bersenjata Ekuador pada Minggu (14/11) malam. Dia juga menunjuk Luis Burbano sebagai Komandan Baru Tentara Ekuador serta menempatkan Fausto Cobo, Kepala Badan Intelijen negara itu, sebagai penanggung jawab otoritas penjara SNAI.
Penjara, yang terletak di kota Guayaquil, adalah tempat terjadinya kekerasan pada akhir September ketika 119 narapidana tewas, selama insiden kekerasan penjara terburuk dalam sejarah negara itu baru-baru ini.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat 60 hari di penjara Ekuador pada September lalu untuk untuk mengatasi kekerasan.
Pihak berwenang mengaitkan gelombang kekerasan penjara dengan geng-geng penyelundup narkoba yang bersaing yang berupaya mengendalikan rute perdagangan.
(Susi Susanti)