Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dukung Transisi Energi, SKK Migas Siapkan Strategi Kurangi Emisi Karbon

Agustina Wulandari , Jurnalis-Rabu, 01 Desember 2021 |10:18 WIB
Dukung Transisi Energi, SKK Migas Siapkan Strategi Kurangi Emisi Karbon
Ilustrasi. (Foto: Dok.SKK Migas)
A
A
A

JAKARTA - Sektor hulu minyak dan gas bumi memegang peranan penting dalam periode transisi energi, dari energi fosil ke energi yang lebih bersih. Bahkan pada masa itu gas bumi akan menjadi energi utama, karena relatif lebih bersih dibandingkan energi fosil lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia sudah berkomitmen melakukan transisi energi yang mengarah kepada peningkatan pemakaian energi terbarukan. Meskipun demikian, sumber energi minyak dan gas bumi tidak serta merta ditinggalkan.

Menko Airlangga menambahkan, energi migas tetap dibutuhkan agar kecukupan pasokan energi untuk mendukung kegiatan ekonomi terjamin. Migas juga tetap dibutuhkan sebagai bahan baku utama beberapa industri.

Baca Juga: Menko Airlangga Ajak Pengusaha Mulai Transisi Energi

"Bahkan gas sebagai sumber daya energi yang emisinya rendah tentunya mempunyai peran yang dapat ditingkatkan untuk menggantikan energi fosil lainnya yang dinilai lebih polutif," ujarnya saat menjadi salah satu pembicara utama pada hari kedua The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), di Bali, Selasa (30/11). Acara konvensi berlangsung dari 29 November hingga 1 Desember 2021.

Konvensi IOG 2021 merupakan konvensi migas terbesar dan diselenggarakan SKK Migas dalam rangka mendukung pencapaian visi bersama industri hulu migas, yaitu target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 milyar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. Topik transisi energi menjadi salah satu materi diskusi yang menarik perhatian peserta konvensi.

SKK Migas telah menyusun sejumlah strategi untuk pengurangan emisi karbon guna mendukung era transisi energi. Sebagai contoh, pelaksanaan proyek CCUS di Lapangan Gundih, di mana dalam hitungan teknis pelaksanaan program selama 10 tahun akan mengurangi CO2 3 juta ton, sedang CCUS di proyek Tangguh, Papua akan mengurangi CO2 sebanyak 32 juta ton selama 10 tahun.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement