INGGRIS - Kasus harian Covid-19 di Inggris menembus 100.000 untuk pertama kalinya, di tengah penyebaran varian Omicron yang sangat cepat .
Menurut data pemerintah, pada Rabu (22/12/2021), kasus positif mencapai 106.122. Sejak 15 Desember, kasus positif harian di Inggris berada di kisaran 90.000.
Pada Selasa (21/12), 8.008 orang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. Angka ini tertinggi sejak 22 November, namun jauh lebih rendah dibandingkan puncak pandemi pada musim dingin tahun lalu.
Inggris adalah salah satu negara di Eropa yang paling parah terdampak pandemi, dan pemerintah mendesak warga agar mendapatkan vaksin dosis ketiga.
Baca juga: Dokter Sebut Varian Omicron Virus Paling Menular Kedua di Bumi
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Senin (20/12) bahwa pemerintah perlu "mempertimbangkan kemungkinan" untuk menerapkan aturan baru di Inggris ketika kasus Omicron melonjak, namun ia tidak mengumumkan pembatasan yang lebih ketat.
Walikota Sadiq Khan mengatakan perayaan Malam Tahun Baru di Trafalgar Square London telah dibatalkan "demi kepentingan keselamatan publik".
Baca juga: Klaster Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Gym Singapura
Sementara itu, di Prancis, Menteri Kesehatan Olivier Veran, memperingatkan kasus harian Covid-19 di negaranya bisa mencapai 100.000 per hari.
Kasus pada Selasa (21/12) mencapai hampir 73.000, yang tertinggi sejak pandemi bermula.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kawasan Eropa, Hans Kluge, mengatakan jika tak ditekan, varian Omicron akan membuat sistem layanan kesehatan ambruk.
"Kita bisa melihat bahwa badai akan datang. Omicron sedang atau telah menjadi varian dominan di beberapa negara, termasuk Denmark, Portugal, dan Inggris, di mana angka kasus naik dua kali lipat setiap 1,5 hingga tiga hari, yang memicu tingkat penularan yang tak pernah kita saksikan sebelumnya," kata Kluge.
"Dalam beberapa pekan, Omicron akan menjadi penyebab terbesar Covid di lebih banyak negara, yang mengancam sistem layanan kesehatan, yang sudah begitu sangat tertekan," imbuhnya.
Di tengah penyebaran cepat varian Omicron, WHO sudah meminta masyarakat untuk membatalkan rencana liburan Natal dan Tahun Baru demi melindungi kesehatan publik.
"Lebih baik acara batal daripada nyawa yang batal," kata kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia menambahkan bahwa "keputusan sulit" harus dibuat.
"Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara," katanya.
Ia menambahkan bahwa sekarang sudah ada "bukti konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada ... varian Delta."
Komentar Dr. Tedros muncul ketika sejumlah negara - termasuk Prancis dan Jerman - telah memperketat kebijakan pembatasan dan membatasi perjalanan demi menghentikan penyebaran varian baru. Belanda, misalnya, memberlakukan karantina wilayah ketat selama periode Natal.
Gedung Putih mengatakan pada Senin (20/12) bahwa Presiden Joe Biden tidak berencana untuk "mengkarantina negara".
Pakar penyakit menular terkemuka di AS, Dr Anthony Fauci, sebelumnya memperingatkan bahwa perjalanan saat Natal akan meningkatkan penyebaran Omicron bahkan di antara warga yang sudah divaksinasi dosis penuh.
(Susi Susanti)