Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Letkol Eddy Sukardi, Paman Airlangga yang Hancurkan Pasukan Inggris di Palagan Bojongkokosan

Agregasi Sindonews.com , Jurnalis-Kamis, 10 Februari 2022 |23:25 WIB
Kisah Letkol Eddy Sukardi, Paman Airlangga yang Hancurkan Pasukan Inggris di Palagan Bojongkokosan
Letkol Eddy Sukardi (foto: dok istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto ternyata memiliki dan mengalir darah pasundan serta pejuang.

Hal ini diketahui setelah nama paman dari Airlangga, yang merupakan pahlawan kemerdekaan asal Jabar yakni, Letnan Kolonel (Letkol) Eddy Sukardi diabadikan sebagai nama jalan di Sukabumi.

Airlangga Hartarto bercerita, bahwa pamannya yakni, Letkol Eddy Sukardi memimpin pertempuran di tanah pasundan pada tanggal 9 Desember 1945.

BACA JUGA:Deretan Pahlawan dari Bogor, Dua Pejuang Diabadikan Jadi Nama Jalan 

"Pertempuran 9 Desember 1945 di Bojongkokosan yang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi," terang Airlangga, Kamis (10/2/2022).

BACA JUGA:4 Tokoh Muslim Perempuan Pejuang dalam Proses Kemerdekaan RI 

Airlangga juga mengungkapkan, hari juang Siliwangi guna menghormati jasa uwa-nya tersebut sedianya telah ditetapkan sejak tahun 2004.

"Ini ditetapkan sejak tahun 2004," ungkap Airlangga.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya nama uwa dari Menko Airlangga untuk nama jalan di Sukabumi lantaran menghormati jasa Letkol Eddy Sukardi.

Edy Sukardi diketahui berjasa selama masa perang kemerdekaan RI. Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letnan Kolonel,

ia memimpin perang terhadap pasukan sekutu yang dipimpin Inggris, di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi – Cianjur.

Dalam pertempuran yang terjadi Desember 1945 – Maret 1946, Eddy dan pasukannya berhasil membuat tentara Inggris, dan pasukan Gurkha, kocar-kacir.

Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur, termasuk tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II.

Akibat kerugian itu, membuat parlemen Inggris marah karena banyaknya korban dari pihak mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai Palagan Bojongkokosan.

Selepas perang Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Pada 5 September 2014, Eddy meninggal dunia di Bandung.

Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya semasa perang kemerdekaan sebagai salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement