Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lari dari Perang, Bocah Ukraina Tempuh Ratusan Km Sendirian Hanya Bawa Kantong Plastik

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 08 Maret 2022 |17:05 WIB
Lari dari Perang, Bocah Ukraina Tempuh Ratusan Km Sendirian Hanya Bawa Kantong Plastik
Seorang bocah kecil menangis di pundak saudaranya saat mencari ibu mereka setelah melarikan diri dari invasi Rusia di Ukraina, di luar stasiun kereta api di Lviv, Ukraina, 8 Maret 2022. (Foto: Reuters)
A
A
A

BRATISLAVA - Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun seorang diri melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang hanya dengan berbekal sebuah kantong plastik, paspor, dan nomor telepon yang tertulis di tangannya. Keberanian bocah itu membuatnya dipuji sebagai pahlawan oleh pemerintah Slovakia, negara tujuannya.

Hassan melarikan diri dari Zaporizhzhia, sebuah kota yang nyaris menjadi pusat bencana nuklir setelah pada Jumat (4/3/2022) konflik antara pasukan Rusia dan Ukraina menyebabkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa terbakar.

Keberhasilannya mencapai Slovakia menjadi momen yang memunculkan senyum di tengah situasi suram yang terjadi di Ukraina.

“Hassan kecil baru berusia 11 tahun, tetapi dengan caranya dia telah menunjukkan tekad besar, keberanian, dan keberanian yang terkadang tidak dimiliki orang dewasa,” kata Menteri dalam Negeri Slovakia Roman Mikulec di halaman Facebook resminya pada Senin (7/3/2022).

Diwartakan Washington Post, anak laki-laki pemberani itu melakukan perjalanan ratusan kilometer dengan kereta api sendirian dari Zaporizhzhia ke Slovakia.

Begitu dia melewati perbatasan dengan aman, petugas bea cukai dan sukarelawan menggunakan nomor telepon yang tertulis di tangannya untuk menghubungi kerabatnya di ibu kota Slovakia, Bratislava, dan mereka dipersatukan kembali.

Dalam sebuah unggahan video penuh air mata yang dirilis oleh otoritas Slovakia, ibu Hassan, Yulia Pisetskaya, mengatakan bahwa dia adalah seorang janda dan tidak dapat meninggalkan Zaporizhzhia karena dia merawat ibunya, yang tidak dapat bergerak sendiri.

"Saya sangat bersyukur mereka menyelamatkan nyawa anak saya," kata Pisetskaya dalam pesan video pada Minggu, menurut terjemahan yang diposting di Facebook oleh Kedutaan Slovakia di London. "Di negara kecilmu, ada orang-orang dengan hati yang besar."

Situasi di Ukraina pada Selasa (8/3/2022) dilaporkan semakin suram dengan ratusan ribu penduduk, yang berada di dalam kota yang dikepung, mengalami kesulitan mendapatkan makanan, air, dan gas alam untuk menghangatkan diri di tengah musim dingin.

Upaya untuk membangun koridor evakuasi bagi warga telah tersendat dalam beberapa hari terakhir.

UNICEF melaporkan bahwa korban anak-anak telah meningkat menjadi setidaknya 27 anak tewas dan 42 terluka. Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil, tetapi semakin banyak pejabat Barat yang mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan kejahatan perang.

Lebih dari 1,7 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, menurut data dari komisaris tinggi PBB untuk pengungsi. Ratusan ribu adalah anak-anak. Eksodus ini akan menjadi krisis kemanusiaan terburuk di Eropa pada abad ini.

UNICEF dan dan badan pengungsi PBB mendesak negara-negara tetangga untuk segera mengidentifikasi dan mendaftarkan anak-anak tanpa pendamping dan terpisah yang melarikan diri dari Ukraina karena mereka yang tidak memiliki pengasuhan orang tua berada pada “risiko tinggi kekerasan, pelecehan dan eksploitasi”.

Dalam kasus Hassan, pihak berwenang Slovakia mengatakan mereka telah "membuatnya tetap hangat dan memberinya makanan dan minuman, yang mereka bungkus untuk perjalanan berikutnya".

Melalui posting di facebook, Kementerian Dalam Negeri Slovakia mengatakan bahwa bocah itu "memenangkan hati semua orang dengan senyum, keberanian, dan tekadnya, layak menjadi pahlawan sejati".

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement