KABUL - Taliban pada Rabu (23/3) membatlkan kembali pengumumannya bahwa sekolah menengah akan dibuka untuk anak perempuan, dengan mengatakan bahwa sekolah akan tetap tutup sampai ada rencana yang dibuat sesuai dengan hukum Islam.
Kebijakan yang berubah-ubah itu mengejutkan banyak orang, membuat para siswa menangis dan mengundang kecaman dari lembaga-lembaga kemanusiaan, kelompok hak asasi dan diplomat pada saat pemerintahan Taliban sedang mencari pengakuan internasional.
Guru dan siswa dari tiga sekolah menengah di sekitar ibu kota Kabul mengatakan para gadis telah kembali ke sekolah dengan gembira pada Rabu (23/3) pagi, tetapi diperintahkan untuk pulang. Mereka mengatakan banyak siswa pergi sambil menangis.
"Kami semua kecewa dan kami semua benar-benar putus asa ketika kepala sekolah memberi tahu kami, dia juga menangis," kata seorang siswa, yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
Baca juga: Taliban Langgar Janji, Hanya Bolehkan Perempuan Sekolah hingga Tamat SD
Khadijah yang berusia enam belas tahun pergi ke sekolah pada Rabu (23/2) setelah begadang semalaman akibat terlalu gembira setelah tujuh bulan di rumah.
Baca juga: Taliban Izinkan Anak Perempuan Bersekolah
Tetapi hanya beberapa menit setelah berbaris dengan teman-teman sekelasnya untuk pidato sambutan, asisten manajer sekolah malah mendekati para siswa, menangis, dan menyampaikan kabar bahwa mereka harus pergi.