SENJATA tak melulu hadir dalam bentuk pistol, laras panjang atau rudal. Sejumlah negara di dunia gencar melakukan perang di masa lalu, virus, bakteri bahkan racun digunakan sebagai senjata biologis mematikan.
Berikut informasi lengkapnya:
1. Cacar
Cacar merupakan penyakit yang disebabkan inveksi virus Variola. Melansir International Journal of Infectious Disease bertajuk ‘Smallpox: a disease and a weapon’, cacar mulai menyebar dan berakar kuat di Asia pada abad ke-6. Kemudian, penyebaran penyakit ini mulai merambah ke Eropa lantaran pecahnya Perang Salib di sekitaran abad ke-10.
Cacar telah lama dijadikan sebagai senjata biologis. Menilik sejarahnya, cacar menjadi senjata biologis dalam perang Prancis dan India sepanjang tahun 1754 sampai 1767 oleh Komandan Perang Fort Pitt. Ia beserta pasukannya membagikan selimut kepada orang-orang Indian Amerika. Selimut itu rupanya bekas mereka yang terkena cacar dan dibagikan dengan tujuan agar virus itu menyebar.
2. Marburg
Marburg adalah virus penyebab penyakit Marburg. WHO melalui laman resminya menyebut, virus ini juga bisa menyebabkan penyakit demam berdarah dengan rasio kematian mencapai 88%. Cikal bakal virus Marburg diduga terjadi pada 1967 lalu, ketika Jerman dan Serbia dilanda wabah besar. WHO juga menyebut bahwa wabah ini berasal dari pengembangan monyet hijau yang didatangkan dari Uganda. Virus akan menular jika seseorang mengalami kontak langsung dengan si penderita melalui media darah dan jaringan tubuh yang terinfeksi.
Uni Soviet adalah negara yang berencana untuk menjadikan Marburg sebagai senjata biologis. Melansir Sindonews, pengembangannya dilakukan oleh Ustinov yang bekerja untuk Vector Institute. Sayangnya, ia meninggal saat melakukan penelitian itu karena terinfeksi Marburg. Usai kematiannya, para ilmuwan mengambil sampel virus itu dari tubuh Ustinov dan ditemukan strain lebih kuat yang dinamai Varian U. Di tahun 1990, strain itu dijadikan senjata biologis Uni Soviet atas persetujuan Kementerian Pertahanan negara tersebut.
3. Ebola
Masih serumpun dengan Marburg, Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Virus ini masuk dalam keluarga Filovirus, sama dengan Marburg. Penyakit ini pertama kali muncul tahun 1976 di Sudan Selatan. Namun, wabah Ebola yang paling besar terjadi adalah di Afrika Barat pada Maret 2014. WHO mencatat, jumlah kasus Ebola di wilayah Senegal, Mali, Nigeria, Guinea, Liberia, dan Sierra Leone mencapai 28 ribu kasus dengan jumlah kematian melebihi 11 ribu kasus.
Meskipun belum dapat dipastikan, banyak pihak yang menyebut bahwa Ebola dicanangkan untuk menjadi senjata biologis karena fatalitasnya yang tinggi. Salah satunya adalah kelompok ISIS yang berencana menggunakan virus ini demi melawan negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, belakangan rumor itu dibantah pihak AS karena tidak ada bukti konkret yang didapat.
4. Antraks
Antraks pernah mewabah di Sulawesi Tenggara pada 1932. Terbaru, penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus antrachis ini muncul di wilayah Gunung Kidul di awal Januari 2020. Antraks atau radang limpa awalnya adalah penyakit yang menyerang hewan herbivora. Namun, mampu untuk menular ke manusia (zoonosis). Kementerian Pertanian menyebut, antraks adalah penyakit zoonosis terbesar yang pernah ada.
Mengutip Jurnal Mutiara Medika bertajuk ‘Antraks Pulmoner dan Bioterorisme’, bakteri penyebab antraks telah lama digunakan sebagai senjata biologis yaki pada Perang Dunia 1. Hal itu terjadi karena bakteri tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga dirasa efektif untuk senjata biologis. Di sisi lain, antraks juga bisa menimbulkan potensi kepanikan yang lebih luas. Bakteri antraks dapat membentuk spora dan bertahan selama puluhan tahun di tanah apabila terkena udara.
5. Botulisme
Botulisme adalah penyakit yang mencegah terjadinya sekresi neurotransmitter dari neuron. Penyakit berbahaya ini disebabkan oleh racun Botullinum. Senjata biologis satu ini sudah dikembangkan Uni Soviet saat Perang Dunia II dan disebut jauh lebih beracun dari sianida. Penderita harus menjalani perawatan dengan jangka waktu panjang dan sangat intensif.
Dibarengi pula dengan peluang kematiannya yang cukup besar. Kontaminasi racun ini bisa terjadi lewat air atau makanan. Melihat proses kontaminasinya yang sangat mudah, maka tak heran bila racun ini menjadi senjata biologis mematikan di masa perang.
(Angkasa Yudhistira)