Pertarungan 7 Hari 7 Malam Sunan Bonang dengan Bekas Prajurit Majapahit Berakhir Lawannya Masuk Islam
Kabar ini pun terdengar ke telinga Sunan Bonang, ia pun mengutus seorang santrinya menemui Blacak Ngilo, yang intinya mengingatkannya agar tidak lagi sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Tak hanya itu, Sunan Bonang juga mengajak Blacak Ngilo untuk tidak menyembah berhala dan mengikuti ajaran Islam yang lurus dan benar.
Mendengar perkataan utusan Sunan Bonang tersebut, Blacak Ngilo langsung menebas leher santri Sunan Bonang, hingga tewas seketika. Konon tempat pemenggalan leher utusan Sunan Bonang ini sampai sekarang diabadikan menjadi sebuah desa bernama Pangulu, berasal dari kata penggal gulu, atau penggal leher dalam bahasa Indonesia. Wilayah tersebut masuk Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.
Merasa diremehkan, Blacak Ngilo kemudian mengirim surat tantangan kepada Sunan Bonang agar datang berhadapan dengannya untuk adu kesaktian. Sunan Bonang menyanggupi tapi ia meminta beberapa persyaratan.
Baca juga: Cara Sunan Bonang Sebarkan Islam Lewat Sastra
Bila Sunan Bonang kalah ia rela menjadi pengikut Blacak Ngilo. Tapi bila sebaliknya Sunan Bonang menang Blacak Ngilo kalah ia harus meninggalkan perbuatan buruknya dan harus masuk Islam. Kedua belah pihak pun setuju.
Pertempuran hebat pun dimulai, konon pertempuran ini berlangsung lama karena keduanya sama - sama memiliki kesaktian. Banyak pihak yang memperkirakan pertarungan Sunan Bonang melawan bekas prajurit Majapahit itu berlangsung 7 hari 7 malam.
Baca juga: Ketika Tembang Sunan Bonang Bikin Perampok Takut hingga Masuk Islam
Lalu di hari ketujuh Blacak Ngilo mulai kelelahan. Tapi karena kesombongannya dia tidak mau mengakui kehebatan Sunan Bonang. Timbullah akal licik Blacak Ngilo untuk melarikan diri dari gelanggang pertarungan.
