3. Xiuhtezcatl Roske-Martines
Dilansir dari DW, Xiuhtezcatl merupakan aktivis lingkungan dan Direktur organisasi Earth Guardians asal Amerika Serikat. Saat berusia 15 tahun dia telah memukau delegasi PBB dengan ceramahnya terkait lingkungan.
BACA JUGA:Resep Tempe Jeletot untuk Camilan Akhir Pekan, Dijamin Maknyus!
Di samping itu, dia pun merupakan seorang musisi dan pencipta lagu. Pada 2015 lagu ciptaannya "Speak for the Trees" dipilih jadi lagu Konferensi Perubahan Iklim PBB.
4. Melati dan Isabella Wijsen
Jauh sebelum Greta populer dengan gerakannya, di Bali, dua kakak beradik memulai gerakan untuk penyelamatan lingkungan dengan kampanye pengurangan penggunaan plastik di medio 2013.
Dua wanita ini memulai gerakan "Bye Bye Plastic Bag". Kegelisahan Melati dan Isabella bermula ketika dia melihat banyaknya sampah plastik yang tertinggal di pantai.
Khawatir lingkungannya menjadi kumuh, mereka pun memulai kampanye pengurangan penggunaan plastik di tengah hiruk-pikuk wisatawan di Bali.
BACA JUGA:6 Gebrakan Tjahjo Kumolo, dari Reformasi Birokrasi hingga Kesejahteraan Tenaga Honorer
5. Malala Yousafzai
Malala menjadi wanita termuda yang berhasil meraih penghargaan tertinggi di bidang kemanusiaan. Malala diganjar dengan hadiah Nobel perdamaian pada 2014, di usia 17 tahun.
Malala adalah seorang aktivis HAM berkebangsaan Pakistan. Ia menentang Taliban di Pakistan dan menuntut agar wanita diizinkan untuk menerima pendidikan. Atas aksinya ini ia pun pernah ditembak oleh pria bersenjata di Pakistan.
(Nanda Aria)